Malang – Lima petugas Damkar Kabupaten Malang diamuk tawon api (Vespa Affinis) atau yang biasa disebut tawon endas. Saat mengevakuasi sarang tawon, Kamis (28/1). Ini bukti bahwa tim butuh alat yang lebih memadai.
Sekitar pukul 10.40, Mako Damkar menerima permintaan tolong warga di Jl Brawijaya Gang 1 RT 23 RW 07, Desa Sumberpasir, Pakis. Terkait keberadaan sarang tawon yang meresahkan di atap rumah warga. Tidak satu saja, ada tiga sarang. Bukan tawon biasa, tapi tawon endas.
Meluncurlah tim beranggotakan 5 orang. Seorang memakai alat seadanya. Bukan khusus untuk evakuasi sarang tawon. Tapi alat penanganan peternak lebah. Itu pun beli sendiri. Bukan bantuan dari manapun. Saat proses itulah, puluhan tawon ngamuk. Menyerang petugas. Akibatnya, ada yang kepalanya disengat empat-lima kali. Pipi, tangan juga kaki.
“Paling parah di kepala. Empat kali sengatan. Untuk pengobatan, anggota harus cukur gundul. Paling parah di bawah mata, bengkak,” ungkap Kabid Pencegahan Penanggulangan Kebakaran (PPK), Goly Karyanto.
Ini disebabkan alat yang kurang memadai. Juga reaksi tawon yang susah diprediksi, mendadak mengamuk. “Kita memang tidak punya alat khusus evakuasi yang memenuhi standar. Dulu kami beli sendiri,” ujar Goly.
Pihaknya tidak sekali dua kali mengajukan pembaruan alat dan kebutuhan yang mendukung kinerja personil. Sayangnya, pentingnya eksistensi Damkar tidak banyak yang menyadarinya. Padahal, permintaan pertolongan dan kebutuhan cukup banyak. Terlebih luasnya wilayah. Boleh jadi Damkar dianggap ‘anak tiri’ atau bagian pelayanan masyarakat yang kurang dipedulikan pemerintah. Miris dan memprihatinkan. (san/jan)