Malang – Pernahkah anda mendengan istilah Kleptomania ?. Kleptomania merupakan salah satu dari sekian banyak jenis gangguan mental yang mungkin dialami orang-orang disekitar anda. Hal ini ditandai dengan penderitanya yang memiliki hasrat untuk mencuri. Penderita kleptomania kerap mencuri di tempat-tempat umum, atau bahkan di rumah teman-temannya.
Kleptomania termasuk ke dalam kelompok gangguan kendali impulsif, yang menyebabkan penderitanya sulit mengendalikan emosi dan perilaku. Biasanya, kleptomania muncul di masa remaja, tetapi juga bisa terjadi setelah dewasa.
Melansir Mayo Clinic, kleptomania berbeda dari pengutil atau orang yang dengan tujuan khusus mengambil barang milik orang lain. Pengutil biasanya mengambil barang milik orang lain untuk alasan ekonomi atau menyakiti hati orang lain. Sedangkan pada kasus penderita kleptomania, mereka mencuri secara spontan, tanpa perencanaan.
Biasanya orang yang mengidap kleptomania menunjukan beberapa gejala sebagai berikut :
- Tidak bisa menolak dorongan untuk mencuri, meskipun barang yang dicuri merupakan sesuatu yang tidak berharga atau tidak dibutuhkan oleh penderita.
- Penderita biasanya merasa cemas dan tegang saat hendak melakukan pencurian. Jika berhasil mereka akan merasa senang dan puas. Disisi lain, mereka juga merasa bersalah, menyesal, malu, dan takut tertangkap.
- Pencurian dilakukan secara spontan dan dilakukan sendiri. Tanpa perencanaan layaknya kasus kriminal.
- Barang curian biasanya tidak digunakan sendiri. Melainkan diberikan pada teman atau keluarga. Tak jarang barang tersebut juga dibuang.
- Pencurian yang dilakukan penderita tidak berhubungan dengan delusi, halusinasi, dan balas dendam.
- Dorongan untuk mencuri tersebut bisa datang dan pergi seiring berjalannya waktu
Penyebab Kleptomania
Belum diketahui secara pasti, apa yang menyebabkan seseorang menderita kleptomania. Menurut Alodokter, kleptomania bisa dipicu penurunan kadar serotonin yang berfungsi mengatur emosi dan suasana hati (mood). Ketidakseimbangan sistem opioid otak yang menyebabkan keinginan untuk mencuri tidak bisa ditahan. Serta gangguan pelepasan dopamin yang menimbulkan rasa senang dan ketagihan.
Para ahli juga menyebut bahwa kleptomania berhubungan dengan dengan genetik dan lingkungan. Melansir Verywell Mind, terdapat tiga penyebab kleptomania ditilik dari beberapa sudut pandang psikologi, antara lain:
- Psikoanalisis : pengidap kleptomania terdorong mengambil sesuatu sebagai kompensasi untuk mengobati rasa kehilangan atau terabaikan sebelumnya. Menurut pendekatan ini, gangguan ini bisa diatasi dengan mencari motivasi yang mendasari perilaku kleptomania.
- Kognitif-perilaku: kleptomania bisa menjadi kebiasaan karena saat awal mencuri sesuatu, pelakunya bisa aman dari konsekuensi negatif. Setelah itu, timbul dorongan untuk terus mengulanginya. Akhirnya, mencuri jadi kebiasaan untuk menghilangkan stres.
- Biologis: kleptomania terjadi karena masalah senyawa kimia di otak. Ada juga studi yang menyebut penyebabnya karena trauma ke bagian lobus frontal di otak. Trauma ini memicu perilaku agresif sampai kognitif seperti seperti kleptomania.
Konsultasi Dokter
Biasanya, penderita kleptomania cenderung merahasiakan penyakitnya. Padahal, kleptomania dapat membuat penderitanya terganggu secara emosional. Bila terus dibiarkan, penderita kleptomania bisa mengalami gangguan mental serius, bahkan bisa berpikir untuk bunuh diri.
Konsultasi dengan dokter atau psikiater menjadi pilihan tepat jika Anda mengalami gejala kleptomani. Jangan khawatir tersandung hukum kalau datang ke psikiater, karena psikiater tidak akan melaporkan Anda ke pihak berwenang dan justru membantu Anda mengatasi masalah yang Anda hadapi.
Biasanya psikiater akan menanyakan situasi yang dialami pasien, meminta pasien mengisi kuisioner, atau bahkan melakukan tes darah atau rontgen kepala.
Pengobatan
Setelah memastikan kondisi pasienya, dokter akan melakukan penanganan medis. Metode yang biasa digunakan adalah psikoterapi, pemberian obat-obatan, atau kombinasi keduanya.
Psikoterapi biasanya dilakukan dengan terapi perilaku kognitif. Dokter akan memberikan gambaran mengenai perbuatan yang dilakukan dan akibat yang mungkin diterima, termasuk berurusan dengan pihak berwajib. Pasien juga akan diajarkan melawan keinganan untuk mencuri.
Sementara untuk pemberian obat-obatan, dokter dapat meresepkan obat antidepresan jenis selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Agar serotonin bekerja lebih efektif, guna menstabilkan emosi pasien.Dokter juga bisa memberikan obat antagonis opioid yang berfungsi menurunkan dorongan untuk mencuri dan rasa senang yang timbul setelah mencuri.
Pencegahan
Mencegah kambuhnya kleptomania merupakan hal yang sulit untuk dipastikan, mengingat banyaknya faktor psikososial yang bermain dalam terjadinya penyakit ini. Namun karena kleptomania berbahaya jika dibiarkan berlarut larut, anda sebaiknya melakukan pengobatan sedini mungkin ke dokter. (alc/kps/anw)