Malang – Dalam sehari, dua bencana tanah longsor timpa Kota Batu. Pertama, terjadi di Jl Brigjen Moh Manan, Kelurahan Songgokerto atau kawasan wisata Payung. Senin (18/1/2021) pukul 02.30. Kedua, terjadi pukul 07.30. Di jalan penghubung Desa Dukuh Princi, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dan Desa Tlekung, Junrejo, Kota Batu.
Longsor di kawasan Payung, menyebabkan jalur provinsi Malang-Kediri terputus empat jam. Menyebabkan kemacetan sepanjang 3 kilometer. Tanah longsor rawan terjadi di kawasan ini, saat memasuki musim penghujan. Masyarakat diimbau lebih waspada saat melewati kawasan tebing.
Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Kota Batu, Achmad Choirul Rochim membenarkan. Longsor disebabkan tingginya intensitas hujan yang mengguyur Kota Batu sehari sebelumnya. Bahkan disertai pohon tumbang.
“Hujan dengan intensitas tinggi merata di Kota Batu. Mengakibatkan tebing jenuh hingga longsor. Dimensinya, panjang 5 meter, lebar 3 meter dan tinggi 7 meter. Pohon dan rumpun bambu di tebing terbawa longsor,” bebernya kepada Di’s Way Malang Post.
Longsoran bercampur lumpur, menutup jalan. Akses dari Batu ke Pujon dialihkan. Sebagian kendaraan memilih menunggu selesai evakuasi. Dipastikan tak ada korban jiwa. Pembersihan material selesai sekitar 3 jam 30 menit, atau sekitar pukul 06.00.
Sementara itu, longsor kedua, mengakibatkan warga dari Desa Dukuh Princi dan Desa Tlekung, harus memutar arah sejauh lima kilometer. Kepala Desa Tlekung, Mardi mengatakan. Warga Princi yang mau ke Kota Batu biasanya lewat jalan itu. Karena longsor harus memutar sejauh lima kilometer.
“Longsor terjadi pada pukul 07.30. Saya mengetahui pertama kali dari seorang warga yang akan melintas di jalur ini. Namun terhalang tanah longsor,” ungkapnya. Akses jalan itu, kata Mardi, merupakan jalan penghubung satu-satunya kedua desa. Longsor ditengarai karena hujan deras yang mengguyur Kota Batu semalaman. Sementara itu, untuk proses pembersihan jalan selesai pukul 12.00. (ano/jan)