Jakarta – Tim penyelam TNI AL masih melakukan SAR Sriwijaya Air SJ182. Di perairan Kepulauan Seribu. Menggunakan peralatan ultra short baseline (USBL) transponder. Alat ini berguna menemukan alat perekam pembicaraan pilot (cockpit voice recorder/CVR) di Sriwijaya Air SJ182.
“Alat itu dikontrol dari KRI Rigel-933,” kata Wadansatgasla Operasi SAR Sriwijaya Air, Kolonel Laut (P) Teddie Bernard di KRI Rigel, Kamis (14/1). Terdapat tiga alat berwarna kuning. Seukuran botol minum 750 ml.
Alat itu digunakan tim penyelam pasukan elite TNI AL. Batalyon Intai Ambfibi (Yontaifib) Marinir, Satuan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jalamangkara (Denjaka).
Sebelum digunakan, tim SAR KRI Rigel-933 dari pusat hidrografi dan oseanografi Angkatan Laut (Pushidrosal) bersama perwakilan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjelaskan penggunaannya kepada para penyelam.
“Ada tiga lokasi fokus penyelaman hari ini,” ujar Teddie. USBL Transponder memiliki fungsi yang sama dengan penunjuk lokasi dengan bunyi ping (ping locator). Yakni mencari kotak hitam di bawah air.
USBL Transponder akan memberikan tanda pada aplikasi komputer jika menangkap sinyal dari CVR. Alat itu juga pernah digunakan mencari kotak hitam pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, pada 2018. Selasa (12/1) petang, salah satu bagian dari kotak hitam yakni flight data recorder (FDR) atau rekaman data penerbangan telah ditemukan tim penyelam dari TNI AL. (jan/jpn)