
Malang – Proses vaksinasi yang tinggal menghitung waktu, kini menemui babak baru. Apalagi yang divaksin pertama adalah para tenaga kesehatan (nakes). Di tengah kabar datangnya vaksinasi itu pun ada beragam tanggapan dari para nakes di Malang Raya.
Seperti Kepala Markas PMI Kota Batu, Abdul Mutolib, yang mengaku masih bimbang dengan pelaksanaan vaksinasi itu. Karena, dari hasil uji coba vaksin yang telah dilaksanakan, tingkat keberhasilannya belum disampaikan secara terbuka.
“Artinya berapa persen tingkat keberhasilan, dan berapa persen tingkat yang belum mencapai keberhasilan. Itu semua kan belum dipaparkan secara gamblang,” ujarnya.
Abdul Mutolib merupakan salah seorang garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Terutama dalam penyemprotan desinfektan dan pemulasaran jenazah pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
Selain itu, dia juga mempertanyakan, mengapa harus nakes dan TN/Polri terlebih dahulu yang harus divaksin. Ia mempertanyakan hal itu karena, jika terjadi suatu hal yang tak diinginkan dalam proses vaksinasi ini maka akibatnya akan sangat berbahaya.
“Karena mereka adalah garda terdepan dalam penerapan protokol Covid-19. Jika ada hal yang tak diinginkan terjadi, bisa sangat berbahaya,” jelasnya.
Dokter spesialis bedah RSU Karsa Husada Kota Batu, dr Bambang Rishardana menyatakan jika dirinya sangat siap untuk divaksin. Namun ada sedikit halangan baginya dalam vaksinasi ini.
Itu karena dia memiliki penyakit asma, sehingga proses vaksinasi menjadi terhalang. Karena untuk melakukan vaksinasi ada beberapa syarat tertentu yang harus dipenuhi. Salah satunya dalam keadaan sehat.
“Meski begitu, saya tetap mendaftarkan untuk divaksin. Tinggal nanti menunggu keputusannya seperti apa. Yang jelas saya sangat siap untuk divaksinasi,” ujarnya dengan penuh semangat.
Hal berbeda diungkapkan dokter spesialis urologi RSU Karsa Husada Kota Batu, dr Septi Rahayu. Dia menyatakan tak siap untuk divaksin. Sebab, dia sedang melakukan program hamil. “Namun jika semisal saya tidak sedang program hamil, saya juga tak bisa berandai-andai siap atau tidak,” tandasnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Komisariat Kota Batu, dr Susana Indahwati, menegaskan jika dia sangat siap untuk divaksinasi yang pertama. Ini suatu bentuk kepeduliannya kepada masyarakat lain.
Susan menjelaskan, mengapa nakes yang pertama menjalani vaksinasi karena mereka adalah orang yang pertama kali bersentuhan dengan para pasien Covid-19. “Semua ikatan profesi dokter telah mengimbau kepada anggotanya agar mereka tak ragu untuk divaksin. Sebab, vaksin itu telah diselidiki melalui keilmuan oleh tenaga profesi dan para ilmuwan kedokteran,” ujarnya.
Dia mengimbau agar nakes tak ragu untuk divaksinasi. Karena dari majelis kode etik kedokteran hal itu juga sudah ditentukan. “Mereka yang menolak maka izin praktiknya akan ditinjau kembali. Karena vaksin ini untuk melindungi diri dan melindungi orang lain ,” ujarnya.
Terpisah, Sekretaris Dinkes Kota Malang, dr Umar Usman, menyatakan dia dan para nakes Kota Malang siap mengikuti vaksinasi. “Vaksin itu kita butuhkan. Tanpa vaksin kita seperti berperang tanpa senjata,” terang dr Usman.
Menurutnya, semua data nakes yang terdaftar telah dikirimkan ke pusat. Nantinya di pusat akan dipilah, sehingga data penerima vaksin untuk nakes dari pusat.(ano/nyk/ekn)