JANGAN coba abai jarak di kantor Among Tani, kalau tidak ingin sirine di antero gedung pemkot itu bunyi.
Itulah efektivitas physical distancing monitoring. Telah terpasang sejak sepekan lalu. Bagian dari aplikasi bernama Batu Tracking-19, temuan Institutut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Bermanfaat sekali untuk pelaksanaan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), 11-25 Januari 2021 nanti.
Alat ini terdiri webcam/cctv, monitor, tripod dan speaker. Ketika ada seseorang yang tidak menerapkan physical distancing, secara otomatis akan terdeteksi. Bel sirine langsung mengaung.
Alat yang diinisiasi mantan Walikota Eddy Rumpoko (ER) itu sudah terpasang di empat titik. Juga di Kantor Desa Pandanrejo, satu titik.
“Pemasangan alat di balaikota itu merupakan wujud dari kepedulian ATF (Among Tani Foundation) terhadap preventif inkubasi Covid-19,” kata Person In Charge (PIC) Batu Tracking-19, Fitriatul Aini, kemarin.
Ditargetkan alat itu terpasang di 35 tempat yang tersebar di Kota Batu. Rinciannya, 24 desa dan kelurahan, tiga titik di Alun-alun Kota Batu, 4 titik di Balai Kota Among Tani, Perumdam Among Tirto, Polres, Kejari, dan Gedung DPRD. Alat ini direalisasi oleh PT Among Tani Kemilau. Nantinya, peralatan ini juga dilengkapi pendeteksi suhu badan dan penerapan protokol kesehatan (prokes). (ant/ekn)
>>>>>>Selengkapnya di Harian DIs Way Malang Post Edisi Selasa (12/1)