Jakarta – Selain pilot Sriwijaya Air SJ 182, Captain Afwan. Ada juga Didik Gunardi (49). Ia pilot NAM Air. Sebagai penumpang Sriwijaya Air SJ-182, yang jatuh Sabtu (9/1). Hingga saat ini, keluarga belum mendapatkan informasi pasti tentang Didik.
Saat menunggu kabarnya, Inda Gunawan (57) menceritakan kesan yang dia ingat tentang adiknya itu. Didik merupakan anak bungsu dari empat bersaudara. Di antara keempatnya, Didik dinilai sebagai anak yang paling cerdas.
“Kalau dibandingkan tiga saudaranya, dia paling cerdas. Baik dari segi akademis dan lainnya. Paling cerdas dan orangnya mandiri ya,” kata Inda di perumahan kediamannya di Mustika Jaya, Kota Bekasi, Senin (11/1).
Kecerdasan itu sudah terlihat saat Didik selesai mengenyam pendidikan SMA. Mulai beranjak ke bangku kuliah. Baru beberapa bulan kuliah, mencoba mengejar cita-citanya sejak kecil.
Sebagai pilot dengan ikut tes beasiswa sekolah penerbangan. Dia masuk dan mendapatkan kesempatan sekolah penerbangan di luar negeri.
“Dia daftar sendiri. Dia kasih laporan ke orangtua ketika sudah masuk dan diterima,” kata Inda. Selain itu, dikenal dekat dengan keluarga dan memiliki pribadi yang hangat. Olahraga juga jadi hobi Didik selama berada di rumah.
“Dia orangnya memang suka ngobrol-ngobrol kalau kumpul keluarga. Hangat orangnya,” kata Inda.
Sampai saat ini, istri Didik masih di RS Polri Kramat Jati. Melakukan pemeriksaan DNA untuk kepentingan DVI.
Sebelumnya, Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Sabtu kemarin sekitar pukul 14.40. Atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 orang. Terdiri dari 6 kru, 46 penumpang dewasa, tujuh anak-anak, dan tiga bayi. Pesawat Sriwijaya Air sempat keluar jalur. Menuju arah barat laut pada pukul 14.40.
Pihak Air Traffic Controller (ATC) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat. Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak. Tim SAR gabungan terus mencari korban dan bagian pesawat di laut.
Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Purnawirawan Bagus Puruhito menyatakan. Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 memasuki hari ketiga. Senin (11/1) sore, sebanyak 40 kantong jenazah telah ditemukan Tim SAR.
Sriwijaya Air SJ 182 diketahui jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1). “Sampai sore ini (kemarin.red) ada perkembangan. Tadinya 18 kantong jenazah sudah kita temukan. Hari ini bertambah 22. Jadi total kita sudah mengumpulkan 40 kantong jenazah,” kata Bagus di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Selain itu, ada penambahan dua kantong berisi material pesawat dari pencarian hari ini. “Seperti yang saya katakan. Fokus kita adalah kepada evakuasi korban. Adapun material tadi mendapatkan penambahan dua kantong,” lanjutnya.
Saat ini, operasi SAR masih tetap berlangsung di area jatuhnya pesawat. Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi satu korban.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, hasil ini berdasarkan pencocokkan antara data antemortem dan postmortem. “Tim DVI dapat mengidentifikasi salah satu korban. Atas nama Oky Bisma,” ujar Rusdi.
Sementara itu, Kapusifanis Polri Brigjen Pol Hudi Suryanto mengatakan, Oky Bisma berhasil diidentifikasi berkat pencocokkan antara sidik jari antemortem dan postmortem. “Kami temukan berupa tangan kanan (korban) lengkap dengan jarinya. Ketika kami melakukan pengidentifikasian, kami bisa menyampaikan seperti ini,” katanya. (kpc/jan)