Malang – Presiden RI Joko Widodo menegaskan. Ia akan menjadi orang Indonesia pertama yang divaksin covid-19. Ini dilakukan bukan karena Jokowi mementingkan kesehatannya sendiri. Tapi ia ingin memberi rasa yakin pada rakyatnya. Bahwa vaksin itu aman dan halal.
“Saya. Sekali lagi. Akan menjadi orang pertama yang menerima vaksin covid-19. Mengapa Presiden jadi yang pertama?,” tulis Jokowi melalui akun Twitter miliknya, @ jokowi, Kamis (7/1).
“Bukan hendak mendahulukan diri sendiri, tapi agar semua yakin bahwa vaksin ini aman dan halal,” tuturnya. Ia tak menyampaikan secara pasti, kapan vaksinasi mulai dilakukan. Ia hanya meminta masyarakat untuk bersabar. Namun demikian, dipastikan sudah tersedia dan mulai didistribusikan ke daerah.
Namun pelaksanaannya masih menunggu izin penggunaan darurat. Atau emergency use authorization dari BPOM. Serta kajian halal dari MUI. “Apabila izin sudah keluar, vaksin gratis secara bertahap, kita laksanakan,” ujarnya.
Jokowi meminta semua pihak bersiap mengikuti vaksinasi. “Jadi, siap-siap saja,” kata Kepala Negara. Sebelumnya, ia mengatakan, vaksinasi akan dimulai pekan depan atau minggu kedua Januari 2021.
“Saya ingin menyampaikan. Bahwa vaksinasi ini akan dimulai minggu depan,” kata Jokowi dalam rapat terbatas bersama para menteri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (6/1). Dalam rangka persiapan pelaksanaan, sejak Minggu (3/1), pemerintah mulai mendistribusikan ke daerah-daerah.
Targetnya 5,8 juta dosis vaksin terdistribusi ke daerah selama bulan Januari. Lalu menyusul 10.450.000 dosis didistribusikan Febuari. Dan 13,3 juta vaksin terdistribusi bulan Maret.
“Bulan-bulan berikutnya nanti, akan saya sampaikan pada waktu yang akan datang,” ujarnya.
Prosedur vaksinasi terhadap Presiden RI tidak beda dengan masyarakat. Ini disampaikan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko. Ia menyebut, tak ada mekanisme khusus saat Presiden Jokowi divaksinasi. Sama dengan masyarakat umum.
“Kalau vaksinasi kepada Presiden sama. Tidak ada bedanya dengan yang lain karena prosedurnya sama. Mungkin petugas datang tinggal buka, jebret, selesai. ‘Kan begitu. Enggak terlau sulit,” kata Moeldoko di kantornya, Senin (4/1).
Ia mengatakan, jadwal vaksinasi Presiden disesuaikan dengan penerbitan izin edar darurat atau emergency use authorization. “Kita tunggu. Tinggal tunggu waktunya. Tunggu jadwalnya,” ujarnya.
Moeldoko memastikan, tidak sulit untuk mengatur pelaksanaan vaksinasi Presiden. Justru yang betul-betul harus dipikirkan, distribusi dan lokasi vaksinasi untuk masyarakat umum.
“Siapa berbuat apa. Bagaimana mengaturnya. Waktunya berapa lama. Cara distribusinya bagaimana, dan seterusnya, yang menjadi prioritas siapa. Semuanya sudah diberikan petunjuk oleh Presiden. Kira-kira dua bulan lalu. Sehingga semuanya sekarang sudah pada posisi menunggu kapan janjinya dilakukan,” pungkasnya. (Sry/jan)