Washington D.C – Joe Biden akhirnya ditetapkan sebagai pemenang pemilihan presiden oleh Kongres Amerika Serikat. Pengesahan itu berlangsung pada acara kehormatan yang berubah menjadi malapetaka teror politik yang belum pernah terjadi.
Kantor berita Associated Press melaporkan bahwa DPR dan Senat AS menyertifikasi kemenangan elektorat Partai Demokrat pada Kamis (7/1) dini hari setelah massa pro-trump melakukan perusakan di gedung parlemen AS, Capitol. Kerusuhan ini memaksa para legislator mengamankan diri dari gedung tersebut. Lebih dari enam jam setelah kerusuhan dengan kekerasan pecah, para legislator memulai kembali rapat paripurna.
Penyerangan pada Capitol membuat para politisi Partai Republik mengurungkan niat untuk membatalkan kemenangan Biden. Mereka akhirnya hanya menantang hasil pilpres di Arizona dan Pennsylvania. Upaya untuk kedua negara bagian itu kalah telak, karena baik House of Representatives atau DPR AS maupun Senat AS kompak menolak keberatan yang diajukan.
Usai penetapan tersebut, Donald Trump merilis pernyataan resminya. Bagi Presiden ke- 45 ini, kemenangan Biden ‘mewakili akhir dari periode pertama terhebat dalam sejarah kepresidenan’. mengutip CNN, Kamis (7/1)
“Meskipun saya sama sekali tidak setuju dengan hasil pemilihan, dan faktanya seperti itu bagi saya, namun akan ada transisi secara tertib pada 20 Januari,” tegas Trump.
Lebih lanjut, Trump kembali melontarkan sejumlah klaim soal pilpres yang sebelumnya telah memicu aksi penyerbuan Gedung Capitol AS oleh para pendukungnya.
“Saya selalu mengatakan kita akan melanjutkan perjuangan kita untuk memastikan bahwa hanya suara sah yang dihitung. Meskipun ini merupakan akhir dari periode pertama terhebat dalam sejarah kepresidenan, ini hanyalah awal perjuangan kita untuk Membuat Amerika Hebat Lagi (Make America Great Again),” tegasnya.
Biden berhasil menumbangkan Trump dengan hasil suara elektoral 306 vs 232. Kemenangan Biden jauh melebihi batas minimum 270 electoral votes. Politisi Partai Demokrat itu akan dilantik pada 20 Januari. (voa/cnn/anw)