Malang – Sepanjang Januari dan Februari 2021, menjadi saat-saat krusial bagi manajemen Arema FC. Ketika kompetisi Liga 1 2020/21 terhenti lebih dari 10 bulan. Gara-gara pandemi virus corona (Covid-19). Akan ada 25 pemain, harus mengakhiri durasi ikatan kontraknya awal Februari mendatang. Termasuk head coach Carlos Carvalho de Oliveira, beserta para assistennya. Singgih Pitono, Kuncoro, Charis Yulianto dan Martin Goncalves Felipe Americo.
‘’Durasi kontrak satu musim pemain dan jajaran pelatih, akan selesai pada bulan Februari, untuk masa kompetisi Liga 1 2020. Tapi untuk kelanjutan mereka di Arema, jika lanjutan kompetisi jadi digelar Februari hingga Juli 2021, mereka tetap bersama tim. Juga tak ada negosiasi kontrak baru. Durasi kontrak mereka otomatis include dalam lanjutan kompetisi nanti.’’
‘’Yang berbeda mungkin hanya besaran gaji. Karena akan ikuti skema SKEP/53/VI/2020 yaitu 50 persen. Dengan catatan, jika lanjutan kompetisi jadi digelar pada Februari 2021,’’ jelas General Manager PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI), Ruddy Widodo.
Namun hingga masuk pekan kedua Januari 2021, baik PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru (PT LIB), tak kunjung bisa memberikan kepastian terhadap 18 klub. Bisa mendapatkan garansi izin keramaian dari pihak kepolisian.
Artinya, lanjut Ruddy Widodo, pihaknya tetap akan berpijak kepada aturan panggajian sesuai dengan skema gaji SKEP/48/III/2020, tertanggal 27 Maret 2020. Yakni besaran gaji yang diberikan hanya 25 persen.
‘’Karena sampai detik ini, belum ada kabar berita dari PSSI atau PT LIB. Kalau mereka sudah ada perizinan dari pihak kepolisian, untuk melanjutkan kompetisi Liga 1 2020/21. Intinya kami tidak tahu persis, kapan lanjutan Liga 1 2020/21 akan dimulai lagi. Maka dengan sendirinya, soal dua bulan gaji terakhir Januari dan Februari 2021, untuk para pemain dan jajaran pelatih, tetap berpijak ke SKEP/48/III/2020 maksimal 25 persen,’’ imbuh Ruddy Widodo.
Menurutnya, manajemen Arema FC juga terus menunggu kebijakan terbaru PSSI. Tak hanya terkait nasib kelanjutan Liga 1 2020/2021 saja. Tetapi juga seperti apa skema penggajian pemain, pelatih dan tim ofisial. Apakah nominalnya sudah ada perubahan atau tetap seperti sebelumnya sebesar 25 persen sesuai SKEP/48/III/2020.
Sebelumnya, dalam situasi pandemi Covid-19 ini, membuat kondisi PSSI menjadi tidak menentu. Hal ini tidak hanya di sepak bola, namun di seluruh sendi kehidupan di seluruh dunia, dan keadaan menjadi tidak bisa diprediksi.
‘’Untuk itu, PSSI menjadwalkan untuk menggelar rapat Komite Eksekutif (Exco) di pertengahan Januari 2021, untuk memutuskan kelanjutan Liga 1 dan 2 atau memberhentikan liga musim kompetisi 2020 berdasarkan situasi terkini,’’ kata Plt Sekjen PSSI, Yunus Nusi, beberapa waktu lalu.
Jika pun harus dilanjut, PSSI memastikan akan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Karena masih dalam pandemi Covid-19. Panduan protokol kesehatan untuk kompetisi, sudah dibuatkan regulasinya serta diberikan kepada klub.
Jika harus berhenti, artinya kompetisi akan dilanjutkan untuk musim 2021. PSSI sebenarnya sudah bekerja maksimal. Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Ahmad Lukita dan Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno sudah menghadap ke Mabes Polri. Mereka juga berkeliling ke beberapa Polda di Pulau Jawa untuk bersilaturahmi.
‘’Situasi terkini Covid-19 akan menjadi faktor penentu apakah liga bisa dijalankan atau tidak. Cabang olahraga lain pun demikian. Untuk menyelenggarakan kejurnas juga sulit,’’ katanya. (act/rdt)