Jakarta – Pengendalian pandemi Covid-19 pada tahun 2021, akan memprioritaskan pada penyediaan dan pemberian vaksin, pada seluruh masyarakat Indonesia. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmito menyampaikan, pemerintah terus mengikuti perkembangan vaksinasi yang telah dilakukan beberapa negara di dunia. Seperti Inggris, Amerika Serikat dan Kanada. Negara-negara tersebut, telah melakukan vaksinasi di tahun 2020.
‘’Pemerintah akan terus mengikuti perkembangan vaksinasi, yang telah dilakukan berbagai negara tersebut. Sebagai bahan masukan program vaksinasi nasional,’’ jelasnya dalam agenda keterangan pers, beberapa waktu lalu.
Prof Wiku juga menyampaikan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan akan ada dua jalur kerjasama, dalam mengadakan kandidat vaksin Covid-19. Yaitu hasil kerjasama bilateral/multilateral dan pengembangan vaksin Merah Putih. Khusus vaksin Merah Putih, merupakan hasil kerjasama perguruan tinggi dan lembaga penelitian yang ada di Indonesia. Rencananya, pada triwulan pertama tahun 2021, vaksin Merah Putih akan diserahkan PT Bio Farma, untuk dilakukan uji klinis dan praklinis. Selanjutnya mendapat izin edar.
Lalu, dalam skema kerjasama bilateral dan multilateral, diantaranya vaksin Sinovac dengan negara Tiongkok (Cina), Novavax dan Prfizer dengan Amerika Serikat, Astra Zeneca, maupun hasil kerjasama dnegan banyak negara. Pada skema multilateral, vaksin diperoleh dari hasil dikoordinasikan oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yaitu COVAX atau GAVI.
Banyaknya kandidat vaksin yang telah ditetapkan pemerintah, bertujuan untuk memastikan kebutuhan vaksin dalam negeri tercukupi. Sehingga mampu menciptakan kekebalan komunitas. Nantinya, vaksinasi akan diberikan secara bertahap. Dalam memprioritaskan kelompok prioritas untuk menerima vaksinasi. Yang diawali dari petugas kesehatan, petugas publik dan lansia (lanjut usia) pada periode kuartal pertama tahun 2021. Dan akan dilanjutkan kepada masyarakat dan wilayah penduduk rentan. Serta masyarakat lainnya dengan mempertimbangkan klaster penularan pada periode kedua atau sekitar April 2021 sampai Maret 2022.
Selama menunggu vaksin tersebut siap untuk seluruh masyarakat, pemerintah telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi, untuk penularan Covid-19 di tahun 2021. Hal ini dikarenakan tren kasus positif Covid-19 di Indonesia, belum menunjukkan adanya penurunan signifikan.
‘’Untuk memastikan masyarakat sepenuhnya patuh. Penegakan disiplin ini akan terus dilakukan hingga nanti seluruh masyarakat mendapatkan vaksin dan tercapainya herd immunity (kekebalan kelompok),’’ jelasnya.
Kedua, upaya 3T yaitu testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (perawatan) terus diperkuat. Dan ini merupakan upaya pemerintah untuk memastikan masyarakat dan kontak erat yang positif, dapat dideteksi lebih cepat dan juga memperoleh penanganan kesehatan sesuai standar. Sehingga menekan angka kasus aktif dan mengurangi angka kematian serta meningkatkan angka kesembuhan.
Langkah ketiga jika kasus positif masih tinggi, adalah dengan melakukan pembatasan mobilitas masyarakat.
‘’Penting diketahui, mobilitas masyarakat yang tidak terkendali selama pandemi, ini sangat berpotensi meningkatkan angka penularan,’’ jelasnya. (*rdt)