Malang – Pada akhir tahun 2020, Pemerintah Kota Malang resmikan tiga proyek besar. Masing-masing jembatan Kedungkandang, Islamic Center Tahap I dan gedung mini block office di belakang balaikota Malang.
Proyek itu sebenarnya proyek lama. Bahkan di antaranya ada yang telah dianggarkan. Tapi gagal dalam pelaksanaannya. Baru di penghujung tahun bisa selesai. Sepenuhnya dan siap difungsikan.
Tapi bukan lantas, Wali Kota Malang dan Wakil Wali Kota Malang, tidak punya PR besar. Ketika menapak di tahun baru 2021 ini. Dan tidak berkaitan dengan pandemi Covid-19.
Diantara permasalahan yang sampai saat ini belum terselesaikan, adalah menyangkot penyelesaian tiga pasar di Kota Malang. Mulai Pasar Gadang, Pasar Besar dan Pasar Blimbing.
Lalu ditambah proyek Kayutangan Heritage dan banjir di sejumlah titik. Bahkan termasuk pula Smart City, yang merupakan program Wali Kota Malang, Drs. H. Sutiaji.Sayangnya untuk tiga pasar tersebut, diprediksi bakal panjang. Saat ini, pasar-pasar itu dikelola pihak ketiga. Sutiaji pun masih menunggu waktu. Untuk bisa menyelesaikan pembangunan tiga pasar tersebut. Karena Pemkot Malang, tidak bisa mengambil alih. Meski untuk dilakukan revitalisasi.
‘’Setiap malam itu saya selalu mikir. Karena dalam periode saya ini, masih punya PR untuk menyelesaikan ketiga pasar itu,’’ ucap mantan anggota DPRD Kota Malang ini.
Di tahun 2021 ini, Sutiaji sudah pasang target. Dapat menyelesaikan permasalahan yang terjadi di ketiga pasar tersebut. Bahkan dia mengklaim, telah memiliki desain rancangan bangunan. Dengan catatan, apabila permasalahan ketiga pasar tersebut, telah usai.
‘’Harapan kami bisa clear. Sikap kita sudah jelas. Kita ingin membangun. Pasar Gadang Insyaallah sebentar lagi. Pendanaan sudah saya link-kan ke pusat. Karena Pasar Gadang harus di tata. Pasar Besar juga segera. Kami sudah surati. Pasar Blimbing saat ini masih proses,’’ ungkapnya.
Selain itu, PR selanjutnya yang kini sedang terjadi di Kota Malang, ialah terkait dengan banjir. Yang justru menjadi PR bersama. Yang harus segera di selesaikan. Paling lama hingga tahun 2022.
Senjata yang dipakai, Sutiaji mengaku telah mengetahui titik-titik banjir di Kota Malang. Yang selalu terjadi di setiap turun hujan.
‘’Banjir yang ada di Jalan IR Rais, Lambau, saat ini menjadi catatan kami. Sejak tahun 2019 sampai 2020 ini saja, kami telah menyelesaikan enam titik banjir. Sekarang tinggal kami menyelesaikan titik-titik yang menjadi langganan banjir. Itu yang kami inventarisir,’’ ucapnya.
Begitu juga dengan banjir yang terjadi di kawasan Tidar, Kota Malang. Sutiaji menargetkan, di tahun 2022 nanti, proyek jacking sudah bisa selesai. Agar nantinya jacking tersebut bisa mengatasi banjir yang berada di wilayah Tidar dan sekitarnya.
‘’Mudah-mudahan di tahun 2022, sudah clear semua. Jacking bisa di pakai. Meski proyek itu pun, masih melalui proses yang cukup panjang,’’ imbasnya.
PR terakhir ialah berkaitan dengan Smart City. Sutiaji berharap di masa kepemimpinannya, Kota Malang bisa menjadi kota modern. Memiliki konsep Smart City berbasis teknologi.
‘’Proyek besar kami selanjutnya ialah, bagaimana Kota Malang ini untuk menjadi Smart City. Itu yang akan kami dorong. Nantinya semuanya serba digital. Maka dari itu, saat ini kami sedang berproses menuju ke arah sana,’’ katanya. (jof/rdt)