Malang – Tuntas sudah pembangunan tiga mega proyek di Kota Malang. Yaitu, mini block office, fly over Kedungkandang, dan Gedung Islamic Center tahap I. Ketiganya diresmikan Walikota Malang, Drs H Sutiaji, di akhir tahun 2020; Yaitu pada Rabu (30/12).
Fly over atau lebih dikenal dengan nama jembatan Kedungkandang terlihat megah. Proyek ini digagas 2012. Bertujuan mengurai kemacetan arus lalu lintas. Selain itu sebagai penunjang jalan tol dengan gerbang di Keluarhan Madyopuro, Kecamatan Kedungkandang, yang telah selesai awal tahun lalu.
Keberadaan proyek dengan anggaran Rp 51,6 miliar ini sangat diidamkan masyarakat. Bahkan, sebelum diresmikan dan dioperasikan kemarin, jembatan ini menjadi idola masyarakat untuk beraktivitas olahraga seperti senam, jalan-jalan, dan lainnya. Juga sebagai lokasi untuk berswafoto. Sebab, view-nya bagus.
Jembatan Kedungkandang membentang antara Kelurahan Kedungkandang dengan Buring. Memiliki panjang 330 meter. Lebar jalan 14 meter. Jalan lama sepanjang 150 meter yang berada di bawah jembatan baru masih dipertahankan sebagai penopang.
Pemenang tender pengerjaan proyek adalah PTWasis Karya Nugraha. “Pengerjaannya membutuhkan waktu 245 hari kalender,”kata Kepala DPUPR-PKP Kota Malang, Ir Hadi Santoso.
Soni, sapaan akrab Ir Hadi Santoso, mengapresiasi stakeholder dan juga masyarakat yang telah mendukung terbangunnya jembatan ini. “Mohon maaf, saat pengerjaan kami melakukan buka tutup jalan, hingga arus lalu lintas sempat terganggu. Tetapi, kami ingin jembatan ini bermanfaat bagi seluruh masyarakat,”ungkapnya.
Walikota Malang, Sutiaji, mengungkapkan awal mula pembangunan jembatan ini. Menurut dia, fungsi utamanya tentu untuk memperlancar arus. Juga menjadi jangkar pengembangan kawasan Malang Timur.
Dijelaskannya, pengembangan jalan tol nantinya akan dilanjutkan dari Kota Malang menuju Kabupaten Malang dan Blitar. Dengan begitu, jembatan Kedungkandang akan menjadi penyangga yang strategis. Dari sisi ekonomi, keberadaan jembatan ini dapat mendongkrak perekonomian masyarakat. Sebab, distribusi barang maupun mobilitas orang semakin lancar.
Apalagi di Kecamatan Kedungkandang juga berdiri Islamic Center. Tepatnya di Kelurahan Arjowinangun. Dengan begitu, mobilitas orang di kawasan Timur akan semakin tinggi. “Harapannya dengan adanya jembatan Kedungkandang yang baru dan Islamic Center ini, income per kapita masyarakat di Kecamatan Kedungkandang bisa meningkat,” ujar Walikota yang konsen memberdayakan ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) ini.
Sutiaji mengungkapkan, apabila ekonomi masyarakat menggeliat, maka pendapatan asli daerah (PAD) juga akan terdongkrak. “Alhamdulillah di tengah pandemi ini, capaian pendapatan asli daerah (PAD) Kota Malang masih tinggi dibanding daerah lain di Jatim. Yaitu 84 persen,” pungkasnya.(nyk/ekn)