Sampai saat ini kasus positif Covid-19 lonjakannya masih tajam. Di Malang Raya, terutama Kota Malang dan Kota Batu, masih zona merah. Sedang Kabupaten Malang di zona oranye. Bahkan, di Kota Malang Walikota Sutiaji, Sekda Wasto dan sejumlah pejabat sempat terkonfirmasi positif. Namun, semuanya kini telah sembuh.
Kondisi itu membuat dr Ariani M.Kes Sp.A (K) tergerak hatinya dengan membentuk Komunitas Pendonor Plasma Konvalensen. Baru terbentuk 25 Desember 2020, dan dr Ariani kini memiliki enam relawan. Terdiri dari empat relawan awam dandua dokter muda dari Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FKUB).
Ketika dihubungi DI’s Way Malang Post, kemarin, dr. Ariani mengatakan, para relawan seperti Andre Wicaksono, Zalfa, Azmir, dan lainnya, hampir menghabiskan waktunya untuk melayani berbagai permintaan pendonor maupun pemohon. Para relawan ini dari berbagai komunitas yang diikuti dr. Ariani.
Saat itu dr.Ariani berbagi cerita tentang rencana pembentukan komunitas donor darah plasma. Ternyata para relawan itu tertarik dan bersedia gabung. Tujuan komunitas ini, jelas dr Ariani, untuk mewadahi permintaan plasma dari pasien-pasien Covid-19 yang sedang dirawat. Karena, kebutuhan plasma terbilang tinggi, namun susah untuk mendapatkan.
“Saya sendiri punya relasi dari pasien-pasien yang telah sembuh dari Covid-19. Jadi dengan pembentukan komunitas ini, saya bisa merangkul beberapa dokter yang memang terlibat langsung merawat pasien Covid-19 sampai mereka sembuh. Nah, itu kan jadi lebih mudah untuk menjaringnya,” papar dr. Ariani.
Saat ini komunikasi untuk kegiatan donor dilakukan secara daring. Jadi dr. Ariani menyiapkan Google form menjadi dua arus. Pertama diisi oleh para pasien Covid yang sudah sembuh (penyitas) dan ingin mendonorkan darahnya. Kemudian yang kedua adalah pasien yang membutuhkan plasma.
Dari Google form itu didapatkan data diri dari masing-masing pendonor dan yang membutuhkan donor. Dari situ dr.Ariani mengoneksikan keduanya. Sampai Minggu (27/12), jumlah pendonor cukup banyak. Terhitung 34 orang. Berdasarkan database, para pendonorberasaldari NTB, Palembang, Samarinda, Bogor, Jakarta Timur, Blitar, Bekasi, Pekalongan, Tanjungkarang, Ponorogo, Tulungagung, dan Kalimantan Tengah. “Justru, yang dari Malang masih sedikit,” kata dr. Ariani.
Dia menambahkan bahwa jangkauan dari komunitas ini adalah seluruh Indonesia, serta bekerjasama dengan transfusi darah dari berbagai kota, RSSA, dan juga PMI, untuk memonitor persediaan darah. Selama dua hari, dr. Ariani sudah menghubungkan lima pasien ke lima pendonor.
Sebetulnya dari banyak pendonor itu, kesulitan dr.Arianidan para relawan adalah jauhnya lokasi pasien. “Kan nggak mungkin juga pendonor datang ke Malang hanya untuk donor saja. Jadi solusinya kita hubungkan, agar pasien bisa menghubungi langsung pendonor. Entah mau dikirim lewat kurir atau bagaimana,” jelasnya.
Disisi lain, kendala dari pengiriman donor plasma ini adalah sedikitnya PMI yang bisa memfasilitasi donor plasma. Untuk Jatim hanya PMI Surabaya, Sidoarjo, Lumajang, dan RSSA Malang. Diharapkan komunitas yang diprakarsai oleh dr. Ariani ini bisa membantu para pasien Covid-19.(ryn/ekn)
>>>>>Selengkapnya di Harian DIs Way Malang Post Edisi Senin (28/12)