Batu – Mulai Sabtu kemarin, ada yang menarik di halaman Among Tani Foundation (ATF). Ini karena ada berbagai macam jenis barang-barang antik dipajang menghiasai halaman ATF, di Jl Hasanudin, Pesanggrahan, Kota Batu.
Pameran barang antik itu, bernama Batu Vintage. Berlangsung hingga Rabu (30/12/2020). Berbagai macam barang antik itu, benar-benar berhasil membuat ATF seperti jaman dahulu.
Ketua Panitia Batu Vintage, Septi Widi mengatakan: Pameran ini terdapat sekitar 1000 jenis barang antik. Mulai dari meja, kursi, lemari, alat komunikasi, peralatan dapur, lukisan dan lainnya. Bahkan ada juga yang mengandung aura mistis.
“Untuk usia barang-barang itu. Ada yang puluhan tahun. Bahkan ratusan tahun,” katanya. Lanjut Septi, tujuan gelaran ini untuk kembali menggeliatkan ekonomi lokal. Terutama bagi para pedagang barang antik. Dirinya sangat yakin, pengunjung Batu Vintage, akan terbawa seolah kembali ke masa lalu.
“Event ini, juga bertujuan mengembalikan eksistensi pedagang barang antik. Utamanya di Kota Wisata Batu,” jelasnya. Saat ini pesertanya sembilan komunitas. Semuanya asli dari Kota Batu.
Tak lupa, selama pameran berjalan, protokol kesehatan dijalankan dengan ketat. Salah satunya dengan menerapkan aplikasi Batu Tracking-19. Untuk mengatur alur pengunjung dalam pameran ini.
“Jadi, ketika ada pengunjung datang, akan kami scan. Sebelumnya telah mendapatkan barcode di aplikasi Batu Tracking-19. Jadi otomatis, jumlah pengunjung akan termonitor di dalam layar,” jelasnya.
Jika pengunjung lupa menerapkan protokol kesehatan. Terutama jaga jarak satu meter, maka alarm akan otomatis berbunyi.
Salah satu peserta, Komunitas Jadoel Antikan. Melalui Maulland Gunthur, menjelaskan: Dia menampilkan berbagai macam variasi barang antik. Mulai dari zaman purba, zaman kerajaan, zaman kolonial hingga jadulan.
“Contohnya, dari zaman purba. Ada semacam primitif. Kalau dari zaman kerajaan, ada patung, arca, manik-manik atau aksesoris. Mulai dari kerajaan Singosari dan Majapahit, ada juga pusaka,” bebernya.
Untuk zaman kolonial, koleksinya berupa mebel, peninggalan aksesoris ada juga senjata-senjata. Kata dia, barang antik yang paling banyak adalah jadulan. Berupa lukisan, mebel, aksesoris dan mainan.
“Untuk saat ini, yang paling diburu kolektor adalah aksesoris dan kremikan. Harganya tak begitu mahal, masih terjangkau. Mulai dari dari zaman kolonial hingga lawasan,” katanya.
Dalam pameran Batu Vintage ini, pihaknya mengikutkan 25 orang. Terdiri dari pedagang dan pemain. Mereka tergabung menjadi sebuah komunitas. Untuk harga, berbagai barang antik itu dijual mulai Rp 50 ribu hingga puluhan juta. Bahkan ratusan juta.
“Untuk harga yang Rp 50 ribu, berupa benda yang kecil-kecil. Seperti alat-alat dapur. Sedangkan untuk yang termahal dan kami bawa ke sini ada lemari. Kami bandrol dengan harga Rp 50 juta,” ungkap Gunthur.
Lemari itu, peninggalan Paku Buwono dari Surakarta. Ada juga lemari Van Den Pool. Pada intinya, barang-barang yang mahal adalah mebel. “Untuk lemari Van Den Pool, karena itu repro. Kami jual dengan harga Rp 30 juta. Namun, jika asli harga jualnya bisa sampai ratusan juta,” katanya.
Barang-barang antik ini, banyak didapat dari Kota Batu. Karena Kota Batu, dulunya merupakan vilanya pejabat Belanda. Jadi, barang-barang antik mulai dari jaman kolonial hingga jaman kerajaan di Kota Batu ini banyak sekali ditemukan.
Selain itu, ada juga patung atau arca. Dijual kisaran Rp 2 juta – Rp 5 juta. “Dulu kami dapat patung itu, dari seorang pedagang. Katanya patung itu temuan dari kampung. Tapi kami masih belum bisa memastikan, patung itu asli atau tidak,” ujarnya.
Dulu, kata Gunthur, patung itu dibeli dengan harga Rp 750 ribu. Sudah dibeli sejak 10 tahun lalu. “Sejak buka hari Sabtu lalu. Paling laku adalah barang antik dari mebel. Langsung diborong habis. Bahkan di hari itu saja. Barang yang laku sudah mencapai 30 persen,” ungkapnya. (ant/jan)