
HARUS TELATEN: Batik tulis tidak sekedar melukis, tapi harus dilakukan penuh keikhlasan
Malang – Sebuah kebetulan cuaca cerah, tiga hari terakhir ini. Sedikit berawan di wilayah Kab Malang sisi utara. Padahal beberapa hari sebelumnya hujan nyaris tak ada jeda.
Pagi itu belasan anak muda milenial Karangploso. Berkumpul di sanggar batik tulis. Batik Lintang, Desa Ngijo.
Bukan tanpa alasan mereka berkumpul. Niatnya mulia. Bertekad menjadi agen penjaga warisan luhur budaya bangsa. Itu terpatri dalam diri mereka.
“Kami ini, dari beberapa elemen pemuda-pemudi se Karangploso. Sangat-sangat ingin menimba ilmu batik tulis,” ujar Amel, sapaan akrab Amelia Dwi Yanti.
Amel adalah Duta Indonesia Jawa Timur. Dia juga salah satu penggerak Milenial Utas Kab Malang.
Proses pelatihan batik tulis secara runut, sabar dan telaten diikuti. Batik Lintang melalui ownernya, Ita Fitriyah. Membagikan ilmunya sesuai standar sertifikasi pembatik tulis.
“Kebetulan bukan hanya perajin batik tulis. Saya juga aksesor. Jadi saya akan berikan ilmu yang benar-benar sesuai standar sertifikasi. Agar jenengan tidak salah. Dalam memahami batik tulis,” kata Ita, lulusan ITN Malang ini.
Dia memang salah satu aksesor Nasional pembatik tulis asal Kabupaten Malang. Harapannya cukup besar pada para milenial.
Dia berpesan, agar tak berhenti hanya dipelatihan ini saja. Namun terus melanjutkan hingga berproduksi sesuai pakem batik tulis.
Pelatihan kali ini, diberikan materi pembuatan pola. Juga beberapa trik-trik rahasia. Agar batik tulis bukan sekedar batik. Namun juga memiliki filosofi dalam motifnya.
“Kalau hanya nyanting dan mewarna, itu sudah. Biasa. Namun bagaimana menciptakan pola yang memiliki cerita. Itu tidak banyak yang tahu. Namun saya ikhlas membaginya,” ujar ibu dua orang anak ini.
Ita, sangat berdedikasi dengan batik tulis. Dia tetap menekuni dan memproduksi batik, meski pandemi. Semangat ini disambut ceria para peserta pelatihan.
“Saya sangat bersyukur. Kami dapat ilmu lengkap. Bahkan super lengkap. Membuat saya makin senang dan tertarik dengan batik tulis,” jelas Bachrul.
Ia salah satu peserta pelatihan milenial dari Desa Kepuharjo. Mengaku sangat bersyukur mendapatkan info utuh tentang proses membatik tulis.
Batik Lintang memberikan beberapa triknya dengan harapan besar. Agar di tangan kaum milenial ini, warisan luhur budaya bangsa, batik tulis bisa terus lestari. (jan)