Batu – Suasana Natal tahun ini, berbeda 360 derajat dari tahun lalu. Ini disebabkan, karena pandemi Covid-19 tak kunjung reda. Hal itu terlihat dari salah satu gereja Katolik di Kota Batu. Yakni Gereja Gembala Baik.
Sejak dibuka lagi Juli lalu, kuota dikurangi 75 persen. Atau hanya 25 persen saja yang bisa melaksanakan, setiap kali peribadatan. Romo Bernard Teguh Gusdarmanto mengatakan: Persiapan Natal di situasi pandemi ini, protokol kesehatan menjadi hal utama.
Tahun sebelumnya, jumlah jemaat bisa mencapai 2000 orang lebih. Namun Natal kali ini, dibatasi maksimal 500 jemaat. “Hanya 25 persen dari jumlah biasanya. Itu juga berlaku di hari Minggu,” jelasnya.
Mulai malam Natal dan tanggal 25 Desember, mengadakan dua kali ibadat. Rata-rata hanya diambil 500 orang saja per ibadat. Sesuai anjuran Satgas Covid. Tujuannya, antispasi penyebaran covid. Apalagi Kota Batu belum pernah masuk zona hijau.
“Oleh sebab itu, kami menyarankan kepada umat. Untuk selalu berjaga-jaga dan selalu waspada setiap waktu,” jelasnya.
Tema Natal tahun ini, sama dengan tema nasional: Imanuel Allah Beserta Kita. Tema itu merujuk pada situasi pandemi saat ini. Untuk menunjukkan, bahwa dalam pandemi Allah tak menjauhi umatnya.
“Tidak hanya umat Nasrani. Tapi untuk seluruh umat beragama di dunia. Karena Allah selalu menyertai dalam situasi suka maupun duka,” jelasnya.
Ibadat rutin, Gereja Gembala Baik, sudah dibuka sejak Juli. Setelah mendapat izin dan rekomendasi dari Pemkot Batu.
“Mulai dari jarak dan jumlahnya. Biasanya di setiap gereja Kota Batu bisa menampung 500-600 orang. Namun saat ini, hanya menampung sebanyak 150 orang,” ungkapnya. Gereja ini mengadakan peribadatan tiga kali seminggu. Sabtu pukul 17.00, Minggu pukul 06.00 dan 08.00. (ant/jan)