Bahkan hingga menjelang tahun baru 2021, Corona masih menjadi bahan pembicaraan. Di negara luar, corona juga masih parah penularannya. Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular sangat cepat dan telah menyebar ke banyak negara, contohnya Indonesia. WHO menetapkan wabah ini sebagai pandemi global pada tanggal 11 Maret 2020 . Karena hal itu lah beberapa negara memberlakukan lockdown. Di Indonesia pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Karena Indonesia melakukan PSBB, maka semua kegiatan yang dilakukan di luar rumah, contohnya seperti sekolah tatap muka harus di ‘istirahatkan sejenak’ sampai situasi pandemi ini dirasa menurun penyebarannya.
Entah sudah berapa kali diterbitkannya surat resmi untuk ‘meliburkan’ para pelajar dari pemerintah kita sejak pertama kali kekhawatiran soal penyebaran virus corona di Indonesia muncul. Rata-rata surat pengumuman pada awalnya mewajibkan sekolah untuk meliburkan murid-muridnya selama dua minggu, namun karena dirasa situasi dan kondisi tentang virus corona bukannya menurun melainkan semakin meningkat, akhirnya libur atau penggantian jadwal belajar tatap muka pun di undur kembali selama sekitar dua hingga tiga minggu sampai satu bulan, dan masih ditunda hingga saat opini ini ditulis walaupun sepertinya ada beberapa sekolah yang sudah meminta para muridnya untuk masuk sekolah dan belajar dengan luring atau tatap muka.
Ada juga pemerintah daerah yang mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan murid sekolah dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring atau online. Kebijakan pemerintah ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari Senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Tetapi pembelajaran daring itu tidak langsung berlaku di semua daerah. Ada beberapa sekolah yang baik guru maupun muridnya tidak siap dengan sistem belajar daring, terlebih membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer dan juga koneksi internet.Sistem belajar daring adalah sistem belajar tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan murid, tetapi dilakukan melalui online yang menggunakan jaringan internet. Guru harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun siswa berada di rumah. Solusinya, guru dituntut dapat mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring.
Semua sistem kehidupan di Indonesia merasakan dampak corona, dunia pendidikan contohnya. Ditilik dari kejadian yang terjadi, baik murid atau orangtua murid yang tidak memiliki handphone untuk menunjang kegiatan belajar daring ini merasa kesulitan, pihak sekolah pun sedang mengusahakan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Beberapa murid yang tidak memiliki handphone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran pun bersama. Mulai belajar melalui videocall yang dihubungkan dengan guru, diberi pertanyaan satu persatu, hingga metode presensi dengan pesan suara yang ada di WhatsApp.
Permasalahan yang muncul tidak hanya pada media pembelajaran, tapi juga kuota internet yang mengeluarkan biaya cukup tinggi bagi murid dan guru yang digunakan untuk pembelajaran daring. Dana yang dikeluarkan untuk kebutuhan internet meningkat dan banyak orangtua murid yang tidak siap untuk menyediakan jaringan internet.
Hal ini menjadi permasalahan penting bagi murid, kapan mereka harus belajar dan cukupkah kuota yang tersisa, sedangkan orangtua mereka yang dari kalangan kurang mampu dan hal seperti ini dibebankan ke orangtua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran. Belajar daring tidak lepas dari sinyal internet. Sinyal internet menjadi kendala yang banyak dihadapi murid yang tempat tinggalnya sulit terpencil. Menggunakan jaringan seluler terkadang juga tidak stabil, karena letak geografis yang jauh dari jangkauan menara pemancar sinyal, inilah permasalahan terjadi pada murid yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang maksimal dalam menimba ilmu.
Banyak orang tua yang menceritakan pengalaman mereka selama mendampingi anak untuk belajar . Seperti misalnya ternyata ada orangtua yang sering marah karena anaknya sulit diatur sehingga mereka menginginkan anak mereka belajar di sekolah kembali. Hal ini memberi kesadaran pada orangtua bahwa mendidik anak itu tidak mudah, perlu ilmu dan kesabaran. Dengan ini orangtua harus sadar dan tahu cara membimbing anak mereka saat belajar. Setelah mendapat pengalaman ini diharap orangtua belajar cara membimbing anak di rumah.
Ketidaksiapan guru dan murid terhadap pembelajaran daring juga masalah. Perpindahan sistem belajar biasa ke sistem daring sangat mendadak. Tapi hal ini harus tetap dijalankan agar proses pembelajaran berjalan lancar dan murid tetap belajar meski dalam kondisi pandemi Covid. Ketidaksiapan pembelajaran daring sangat jelas di depan mata, hampir di semua daerah di Indonesia. Komponen yang sangat penting dari proses pembelajaran daring (online) perlu ditingkatkan. Pertama adalah internet yang stabil, lalu handphone atau komputer yang mumpuni, aplikasi dengan platform yang mudah dipahami, dan sosialisasi daring yang efisien, efektif, berkelanjutan, dan menyeluruh pada semua sistem pendidikan.
Banyak guru mengaku, bahwa pembelajaran daring ini tidak semaksimal kegiatan pembelajaran tatap muka langsung, karena ada materi yang harus dijelaskan secara langsung. Materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua murid. Berdasar pengalaman, mengajar secara daring hanya efektif untuk penugasan, dan kemungkinan hasil pengerjaan tugas diberikan ketika siswa akan masuk, sehingga mungkin akan menumpuk.
Melihat pengalaman dari beberapa guru tersebut, maka guru harus siap menggunakan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman. Guru harus bisa membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter siswa di sekolahnya. Penggunaan aplikasi pada pembelajaran daring juga membantu guru dalam proses pembelajaran. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media daring yang harus dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh muridnya.
Kesuksesan guru dalam pembelajaran daring pada situasi pandemi corona ini adalah kemampuan guru dalam merancang, dan merangkum materi, metode pembelajaran, dan aplikasi yang sesuai. Kreatifitas juga kunci sukses dari seorang guru untuk memotivasi muridnya agar semangat belajar secara daring dan tidak menjadi beban pikiran.
Selain itu, kesuksesan pembelajaran daring selama pandemi corona ini juga tergantung pada kedisiplinan semua pihak. Karena itu, pihak sekolah perlu membuat rencana dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur sistem pembelajaran daring. Hal ini dilakukan dengan membuat jadwal yang sistematis, terstruktur dan simpel untuk memudahkan komunikasi orangtua dengan sekolah agar anaknya yang belajar di rumah dapat terpantau.
Kesimpulannya, Banyak sekali orang yang sudah melakukan banyak aktivitas di luar, seperti melakukan wisata, berkunjung ke mall, dan banyak lagi kegiatan lainnya yang sudah bisa dilakukan di luar rumah, tetapi mengapa kegiatan pendidikan yaitu sekolah masih belum ada peraturan resmi supaya bisa dilakukan secara tatap muka. Dan juga melihat banyaknya masalah dan juga kesulitan dari pihak orangtua, guru, dan juga murid diakibatkan oleh sistem pendidikan daring inilah, menurut saya sepertinya daerah sekolah yang ada di zona hijau hingga zona kuning bisa memberlakukan kembali sistem tatap muka dengan protokol covid yang tepat dan benar, murid bisa dibagi kapan waktu untuk pembelajaran tatap muka dan kapan untuk pembelajaran melalui sistem daring. Saat pembelajaran tatap muka sekolah juga bisa membatasi murid yang masuk sekolah untuk tatap muka baik setengah dari jumlah kelas maupun setengah dari jumlah total siswa keseluruhan.
Penulis : Havidz Zakasi Joeva
( Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang )