Batu – Relokasi PKL Alun-alun Kota Batu diwacanakan. Menjelang malam tahun baru nanti. Tujuannya, untuk mengurai massa. Agar tak berkumpul di satu titik saja. Ini, menuai kritik dari PKL yang berada di kawasan Alun-alun Kota Batu.
Koordinator PKL Pedagang Niaga Sipil (PNS) Alun-alun Kota Batu, Oki Honestyan Adi mengatakan: Ada wacana untuk tahun baru Alun-alun Kota Batu bakal ditutup total. Akses masuk mulai Jl Diponegoro, Jl Sudiro dan Jl Kartini bakal ditutup.
“Ibaratnya, untuk kegiatan tahun baruan di Kota Batu bisa dikatakan tutup total. Sedangkan bagi para pedagang PKL yang ada di Alun-alun Kota Batu. Rencananya akan dipindahkan di Jl Panglima Sudirman. Mulai dari Jl Simpang Empat BCA hingga Balai Kota Among Tani,” katanya.
Menyikapi wacana ini, pihaknya tak melakukan penolakan ataupun membangkang. Karena ini kebijakan pemerintah daerah. Juga tidak berpikiran soal pendapatan. Karena menurutnya, pendapatan mereka sudah anjlok sejak pandemi. Ditambah lagi, saat ini musim penghujan sudah tiba.
“Yang kami takutkan, jika relokasi ini benar dilakukan. Kami khawatir jika sampai terjadi konflik. Ini karena dari perempatan BCA hingga ke depan Balai Kota Among Tani. Sudah banyak yang berniaga dan berjualan disitu,” ujarnya.
Kebijakan seperti itu, menurutnya, sangat dikhawatirkan dapat menyulut konflik antar PKL. Di lain sisi, Jl Panglima Sudirman juga jalan protokol. Penghubung antara Kediri – Malang ataupun sebaliknya.
“Walaupun nantinya dijadikan satu jalur. Kami kira penjualan tak akan maksimal. Ini disebabkan, karena para pengendara hanya sekedar melintas saja,” kata dia.
Untuk persiapan lain yang perlu diperhatikan adalah kantong parkir. Menurutnya jika tak dipikirkan secara matang. Sudah pasti akan mengganggu jalur utama. “Lebih baik ditutup semua saja. Agar adil dan tak terjadi kecemburuan sosial,” ujarnya.
Pihaknya berharap, Dinas Kesehatan, Diskumdag, Satpol PP, dan Dishub Kota Batu. Lebih dulu koordinasi dengan PKL. Sehingga tak asal ambil keputusan dan hanya memikirkan kebijakan secara sepihak.
Pemindahan PKL di Alun-alun untuk mengurai keramaian. Agar penumpukan massa tak terjadi di satu titik saja. Karena dikhawatirkan akan menyebabkan kerumunan yang mengakibatkan penyebaran covid-19. Oleh dia, dinilai sia-sia.
“Langkah itu akan sia-sia belaka. Karena hanya akan memindahkan kerumunan baru di titik lain,” tandasnya.
Total PKL yang tergabung dalam Paguyuban Niaga Sipil (PNS) adalah 84 PKL. Di Alun-alun Kota Batu terdapat 8 paguyuban PKL yang seluruhnya ada 489 PKL.
Senada dengan Oky, Perwakilan PKL Alun-alun Kota Batu, Puspita Hardyasari, menuntut keadilan. Kalau dipindah harus dipindah semua tanpa terkecuali. Jika memang tutup ya harus ditutup semua.
“Kami mau tidak mau, juga harus mengikuti peraturan pemerintah. Namun dengan satu catatan, peraturan itu harus merata. Tapi mohon dipertimbangkan lagi. Kesulitan-kesulitan yang akan timbul,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Diskumdag Kota Batu, Eko Suhartono menjelaskan: Hal ini masih akan dibicarakan lebih lanjut. Jadi, keputusan yang saat ini telah beredar bukan keputusan final.
“Nantinya masih akan ada pertemuan lagi. Yang tentunya juga melibatkan PKL yang bersangkutan,” katanya.
Dirinya mengaku, bahwa pihaknya beberapa waktu lalu masih fokus rakor operasi lilin. Sedangkan untuk masalah relokasi PKL. Masih akan dibicarakan lebih lanjut. (ant/jan)