Malang – Konsep pembangunan desa wisata berbasis alam sedang dirancang aparatur Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Konsep desa wisata ini juga dikembangkan bersama Desa Ngijo, untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes).
Realisasinya tinggal menunggu izin dari Bupati Malang. Karena, pengelolaan desa wisata ini akan melibatkan pihak ketiga selaku investor. Yaitu Nendes Kombet (NK) Kafe. Kebetulan lokasi NK berdekatan dengan tanah kas desa seluas 1,7 hektare milik Desa Ampeldento.
“Kami ingin mewujudkan desa wisata untuk menggerakan ekonomi warga. Semua warga sepakat, tinggal menunggu izin dari bupati. Mulai dari Camat Karangploso hingga dua kepala desa telah sepakat membangun desa wisata bersama,” ungkap Seketaris Desa (Sekdes) Ampeldento, Iksan Faris Ibrohim, kemarin.
Melalui desa wisata ini diharapkan mampu menyerap tenaga kerja dari kedua desa. Apalagi kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang, keberadaan desa wisata diharapkan mampu menggerakan roda ekonomi warga sekitar.
Konsep yang dibangun menyatu dengan alam. Diantaranya, berkebun. Seperti menanam hingga memanen aneka sayuran dan buah. Sasaran utama adalah para pelajar. Sebab, selain berkebun mereka juga akan mendapat edukasi tentang cara berkebun. Boleh dikata sebagai sekolah alam.
Kemudian juga ada kegiatan olahraga, mulai dari mini soccer, jogging track hingga paramotor. Untuk sementara, sembari menunggu izin dari pengembang, investor terlebih dulu membangunkan akses jalan. Termasuk lapangan sepak bola mini dan area berlari.
“Jadi temanya desa wisata ini olahraga dan pertanian. Karena memang desa kami adalah pertanian. Rencananya 15 tahun kerjasama ini. Setelah itu semuanya akan menjadi aset desa. Termasuk membuatkan gedung Polindes, Bumdes dan PKK. Fasilitas olahraga sudah dimanfaatkan masyarakat. Banyak sekali masyarakat yang senang melakukan olahraga,” ungkapnya.
Owner NK Kafe, Joni Sujatmoko, mengatakan sejak dibuka 18 Agustus 2020, jumlah pengunjung terus meningkat per harinya. Sebab, pemandangan yang ditawarkan kafe ini adalah alam, pegunungan, dan area persawahan.
Saat warga desa ingin mengembangkan desa wisata di area kafe, dia pun tertarik untuk menjadi investor desa wisata. “Pengelolaannya dengan pihak desa, mulai karang taruna dan warga lain. Untuk area pertanian akan dikerjakan dengan mentor profesional dari Universitas Brawijaya Malang. Karena untuk pengelolaannya jangka panjang. Kami optimistis desa wisata ini disetujui bupati. Karena bupati sudah meninjau langsung lokasi,” tuturnya.(jof/ekn)