Malang – Sejarah tinta emas pertamakali, dalam kancah sepak bola Indonesia, dicatat Arema FC pada 27 tahun silam. Tanggal 29 Juli 1993. Saat itu tim yang hanya berkekuatan 25 pemain lokal, menorehkan prestasi fenomenal. Juara kompetisi Galatama XII 1992/1993. Usai kemenangan laga pekan ke-28 dari total 32 pekan, tim berjuluk Singo Edan selangkah lagi manggapai juara. Setelah di kandangnya sendiri, Stadion Gajayana Kota Malang, menggasak tamunya Mitra Surabaya (eks Niac Mitra, Red.) dengan skor 2-0. Asa mereka belum aman betul menggenggam titel juara.
Arema masih harus menanti hasil laga, pada 29 Juli 1993 nun jauh di seberang lautan. Di Stadion 17 Mei, Banjarmasin. Rival terdekat yang paling berpeluang menggagalkan asa juara, yakni Pupuk Kaltim, akhirnya digulingkan tuan rumah Barito Putera 0-1. Raihan nilai 41, sudah cukup bagi Mecky Tata dan kawan-kawan, mentasbihkan diri menjadi juara untuk kali pertama.
Sisa empat laga Arema, melawan Putra Mahakam di Samarinda, Gelora Dewata di Denpasar dan dua laga kandang di Malang menjamu Arseto Solo dan Pupuk Kaltim, apapun hasilnya, tak lagi bisa menjegal langkah juara mereka.
Sementara Pupuk Kaltim di posisi kedua klasemen, pasca laga pekan ke-28 hanya mengoleksi nilai 32. Meski Fachri Husaini dan kawan-kawan, mampu sapu bersih empat kemenangan pada laga sisa, hanya akan meraih poin maksimal 40. Kala itu kemenangan dihitung dua poin.
‘’Kunci kami juara waktu itu, luar biasa kompak luar dalam. Semua main dengan hati Singa yang sesungguhnya di lapangan. Nggak peduli gaji kami dulu kecil dan sering telat. Yang penting di dada kami dan nomor satu bagi kami, adalah Arema dan Malang. Karakter main kami keras waktu itu, risikonya ada beberapa pemain cedera. Tapi kami tidak manja dan mudah mengeluh. Cedera sedikit nggak masalah tetap main,’’ tegas kiper utama Arema ketika itu, Nanang Hidayat.
Gemuruh ribuan Aremania dan masyarakat Malang, kian menggelagar. Usai mengetahui Pupuk Kaltim terkapar 0-1 di tangan tuan rumah, Barito Putera. Pesta juara tak terelakan lagi. Dilakukan Aremania dan warga Malang. Baik di Stadion Gajayana, pun di seluruh sudut Kota Malang.
Sukses Arema meraih juara Galatama XII, juga diikuti oleh Singgih Pitono berhasil mencatatkan diri sebagai top skor. Dengan 16 gol dan Arema tampil pada Asian Club Championship 1993/1994 (AFC Champions League).
‘’Luar biasa. Pesta juara dan konvoi Aremania waktu itu, sudah seperti pesta juara dunia saja. Sejak pagi hingga tengah malam, banyak Aremania masih mengggelar konvoi. Itu berlanjut hingga besok harinya.’’
‘’Kunci Arema juara waktu itu, main bergaya nothing to lose dan kekompakan di dalam dan luar lapangan. Pemain-pemain kami, tidak ada yang berlabel pemain timnas. Lokal semua. Keuangan klub waktu itu kembang kempis. Itu prestasi luar biasa bagi kami dan saya pribadi sebagai pelatih,’’ ujar Gusnul Yakin, kepada DI’s Way Malang Post.
Arema Malang ketika itu, dipimpin langsung oleh sang owner, Ir. Lucky Adriana Acub Zaenal. Didampingi manajer tim, Ovan Tobing dan sekretaris tim, Eko Subekti. Sedangkan pelatih M Basri, yang membangun tim sejak awal dan kemudian digantikan Gusnul Yakin pada putaran kedua, hanya didampingi seorang asisten pelatih (alm) Mahdi ‘Meok’ Haris.
‘’Torehan juara Arema terbilang fenonemal dan sensasional ketika itu. Sebagai klub yang belum seumur jagung dan baru lima kali mengikuti kompetisi Galatama. Kami seakan mampu lepas dari kepungan. Mampu bersaing dengan klub-klub mapan. Baik pendanaan maupun materi tim. Seperti Arseto Solo, Pupuk Kaltim, Pelita Jaya, Petrokimia Putra, Mitra Surabaya, Kramayudha Tiga Berlian, Asyabaab Salim Group, dan Warna Agung. Ini buah hasil kerja keras, kekompakan dan apa adanya. Kami semua nothing to lose sebagai tim underdog yang banyak diremehkan lawan,’’ timpal sang predator lini penyerangan, Singgih Pitono.
Arema hanyalah sebuah klub dengan dana ‘gotong royong’ Yayasan Arema, tanpa didukung pengusaha. Atau perusahaan kelas kakap, layaknya klub-klub Galatama lainnya. Sumber dana terbesar Arema, berasal dari tiket penonton dan dukungan satu-satunya sponsorship mereka. Toya Menka sebesar Rp 86 juta saja.
Total dalam 16 laga kandang Arema, berhasil membukukan 13 kali menang dan tiga kali seri. Tak pernah kalah dengan nilai 29. Sedangkan hasil 16 laga tandang, mengumpulkan 16 poin. Hasil dari lima kali menang, enam kali seri serta lima kali kalah.
Mengakhiri 16 laga putaran pertama, bersama pelatih M Basri, Arema finish di posisi ketiga. Pada putaran kedua, pelatih pengganti Gusnul Yakin, menyempurnakan posisi tim. Merangsek ke puncak klasemen, sejak laga pekan ke-24 hingga akhir kompetisi. Dengan meraup nilai 45 dengan selisih gol 53-22. (act/rdt)
Skuad Arema Malang Galatama 1992/1993
Ketua Umum : Lucky acub Zaenal
Pelatih : M Basri (Putaran I) dan Gusnul Yakin (Putara II)
Asisten pelatih : Mahdi Haris
Manajer tim : Ovan Tobing
Sekretaris tim : Eko Subekti
Pemain starter (4-4-3) : Nanang Hidayat (pg), Agus Purwanto, Imam Hambali, Kuncoro, Aji Santoso, Puji Purnawan, Dominggus Novenik, Jonathan, Maryanto, Singgih Pitono, Mecky Tata
Cadangan :
Andi Sukriyan (pg), Yanuar Hermasnyah (pg), Joko Slamet, Jamrawi, Harry Siswanto, M Kusnan, Lulut Kistono, Mahmudiana, Joko Susilo, Agus Yuwono, Stafanus Korwa, Muhammah Andik, Marsaid
Klasemen Akhir Galatama XII 1992/1993
(main, menang, seri, kalah, gol, poin)
1. Arema Malang 32 18 9 5 53-22 45
2. Pupuk Kaltim 32 17 7 8 48-23 41
3. Barito Putra 32 17 6 9 36-21 40
4. Assyabaab Salim Grup Surabaya 32 14 10 8 41-32 38
5. Gelora Dewata 32 12 14 6 33-24 38
6. Pelita Jaya 32 14 8 10 32-26 36
7. BPD Jateng 32 10 15 7 34-23 35
8. Semen Padang 32 11 13 8 29-30 33
9. Aceh Putra 32 9 14 9 29-31 32
10. Mitra Surabaya 32 12 7 13 39-34 31
11. Arseto Solo 32 8 14 10 25-27 30
12. Petrokimia Putra 32 8 12 12 32-33 28
13. Medan Jaya 32 11 6 15 24-39 28
14. Mataram Putra 32 6 14 12 24-34 26
15. Putra Mahakam 32 7 12 13 20-31 24
16. Bandung Raya 32 6 9 17 23-51 21
17. Warna Agung 32 3 8 21 15-56 14