Malang – Terminal Wisata Tumpang, diproyeksikan bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Malang. Beberapa sektor yang dikelola, dinilai bisa berkontribusi. Sebelumnya memang tak bisa menyumbang PAD. Pasalnya, selama ini, hanya digunakan sebagai penampungan pedagang saat Pasar Tumpang direvitalisasi.
“Selama ini, di terminal Tumpang belum pernah ada sumbangan PAD. Karena digunakan untuk penampungan pedagang saat revitalisasi pasar. Kami akan mulai 2021,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Malang, Eka Hafi Lutfi.
Asumsinya, retribusi kios terminal Rp 3000/hari. Ditambah retribusi parkir. Kios Terminal Tumpang, bakal dihuni 56 pedagang. Dia optimis target PAD bisa tercapai. Karena pengelolaannya jelas. Tempatnya strategis, sebagai jujugan wisatawan yang menuju Bromo dan Semeru.
“Ke depannya, wisatawan yang naik bus. Bisa ganti naik jip menuju Bromo atau Semeru. Maka bisa dimulai dari sini. Busnya parkir di sini,” jelas Lutfi.
Dilengkapi kios kuliner dan cinderamata. Sekitar 80 persen wisatawan gunung Bromo dan Semeru singgah ke lokasi ini. “Semuanya kami buat mengedepankan kearifan lokal. Lihat saja gambar-gambar pada nameboard. Masing-masing kios itu ‘kan tempat wisata di sekitar Tumpang,” jelasnya.
Fasilitas musholla dan toilet, dibuat dengan ornamen batu-batuan untuk memunculkan estetika wisata untuk menarik minat pengunjung. “Jadi harapan kami, wisatawan menemukan kemudahan, kenyamanan, ketika tiba di terminal wisata Tumpang sini. Karena ada fasilitas yang sudah kami siapkan disini,” terangnya.
Pihaknya akan membangun pagar senilai Rp 100 juta. Sumber dana APBD 2021, untuk meningkatkan keamanan. “Pagarnya nanti kami bangun dengan konsep ber-estetika wisata. Bukan sekedar sebuah pagar,” pungkasnya. (riz/jan)