Surabaya – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa berkesempatan menjajal bus listrik E-Inobus buatan PT INKA (Industri Kereta Api) Madiun, dari Gedung Negara Grahadi ke Tanjung Perak, Surabaya, Sabtu (12/12). Menurut Khofifah, kendaraan ini tak ada perbedaan yang mencolok dengan kendaraan yang berbahan bakar fosil. Tetapi yang pasti bus listrik ini jauh lebih ramah lingkungan
“Bus listrik E-Inobus ini sudah dipesan oleh Pemkot Kinshasa, Kongo, ratusan unit. Jatim sendiri tengah mempertimbangkan untuk menggunakan bus listrik ini di titik wisata unggulan,” kata Gubernur Khofifah di akun twitternya, @KhofifahIP.
Seperti diketahui, E-Inobus dirancang guna menjawab tantangan dan kebutuhan transportasi masa depan yang ramah lingkungan. Secara spesifikasi, bus listrik ini memiliki panjang 8,1 meter dan lebar sekitar 2 meter. Kapasitasnya 16 penumpang. Untuk pengisian daya diperlukan waktu selama 3-4 jam, dengan jarak tempuh sekali charging mencapai 200 Kilometer.
Tingkat kebisingan pada bus listrik juga jauh lebih baik. Rata-rata sebesar 71 dB. Sedang bus tenaga diesel rata-rata kebisingannya sebesar 85 dB. Biaya perawatan dan bahan bakar dari bus listrik ini juga lebih murah.
Di Pelabuhan Tanjung Perak, Khofifah melakukan peninjauan saat PT INKA ekspor perdana tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang ke Filipina, untuk Philippine National Railways (PNR). “Semangat. Di tengah pandemi Covid-19, PT INKA ekspor lokomotif dan gerbong kereta ke Filipina,” lanjut Khofifah.
Pengiriman tiga lokomotif dan 15 kereta penumpang ini merupakan kelanjutan dari kontrak pengadaan senilai 26 juta dolar AS atau sekitar Rp 368 miliar. Kontraknya ditandatangani General Manager Philippine National Railways, Junn B. Magno, dengan Direktur Utama PT INKA, Budi Noviantoro, pada 28 Mei 2018 di Manila.
Ekspor kali ini merupakan ekspor perdana untuk jenis produk lokomotif produksi anak bangsa, menyusul sukses ekspor sebelumnya yakni dua Train Set Diesel Multiple Unit (DMU) senilai 9,7 juta dolar AS pada Desember 2019. Jugaempat Train Set Diesel Multiple Unit (DMU) senilai 21,4 juta dolar AS pada Februari 2020.
“Ekspor lokomotif ke Filipina ini merupakan implementasi BUMN Go Global yang selama ini telah dilakukan PT INKA (Persero). Melalui ekspor produk-produk kereta api ke luar negeri juga menjadi bukti keberlangsungan BUMN di tengah kondisi pandemi Covid-19.”Demikian dikutip dari Instagram PT INKA. (azt/ekn)