Malang – Keseriusan memelihara hewan ternak dapat berbuah hasil dan mengantarkan pada cita-cita. Berawal dari keberhasilannya ternak burung Anis Merah, kini Abdulrohman mengembangkan ke ternak kuda pacuan. Sebab, berkuda banyak manfaatnya. Baik bagi kesehatan jasmani, rohani, dan sosial.
Abdulrohman adalah Kepala Desa (Kades) Sumberejo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Dia serius menikmati hobi merawat ternak. Selain burung Anis Merah, dia juga merawat kuda jenis KPI dan Sandel (Sandalwood pony), kuda pacu asli Indonesia.
Dalam perjalanan merawat kuda, boleh dibilang kemudian menjadi gaya hidup. Memang, baru sekitar 6 bulanan ia memiliki kuda. Perlahan, kecintaannya dari manfaat berkuda ini menguat. Biaya perawatan per bulan tak jadi soal.
“Pertama karena Sunnah Kanjeng Nabi. Kedua olahraga. Apabila berkuda, tubuh jadi segar. Stamina bugar. Punggung tidak gampang lelah. Meningkatkan imunitas,” sebut Abdulrohman saat dihubungi DI’sWay Malang Post, kemarin.
Abdulrohman memang bercita-cita memiliki kuda sejak kecil. Di mata warga, dia dikenal senang dan merawat ternak, juga melestarikan kesenian. Abah Rohman, sapaan akrabnya, juga hobi tambah saudara.
Suatu hari, Abdulrohman pernah pula berkuda dari rumah menuju Balai Desa Sumberejo. Sejauh sekitar 5 Km.”Kalau naik mobil, sepeda motor, nggak seru. Naik kuda, dengan warga kita juga kian akrab,”ujar Abdulrohman.
Hobi berkuda membuat Abah Rohman juga mengenal para penghobi berkuda. Di hari tertentu, pemilik kuda dari berbagai desa berkumpul di sebuah lapangan. Di Malang Selatan, pemilik kuda bisa dihitung dengan jari.
“Kalau saya, kuda buat olahraga, hobi. Tidak suka untuk berpacu (balap). Karena pikiran akan panas,” ungkapnya sembari menyebut sang keponakan, Edy juga memiliki tiga ekor kuda.
Abdulrohman berusahamengakrabkan keluarga dengan berkuda. “Kadang anak-anak kecil saya naikkan kuda. Ikut berkuda. Latihan. Mereka senang,” tambahnya.
Tiga kuda Abah Rohman terdiri dua jantan dan satu betina. Ada namanya. Yaitu,Jagat Satria, Restu, dan Dewi Asmara. Satu kuda masih berusia 8 bulanan. Sedang lainnya berusia 2 tahun. Paling muda berwarna hitam.
Meski hobi berkuda, Abah Rohman menyebut musti pandai dan mengerti mendahulukan yang lebih utama. Kewajiban sebagai Kades melayani warganya jadi keutamaan. Jadi ia tidak berlama-lama berkuda.
Kuda, bagi Abah Rohman, juga merupakan hewan yang bisa mengerti perkataan atau batin manusia. Pernah ia melihat kudanya menangis. Yaitu, saat dia berkata akan menggantinya. Ya, kedekatan dengan batin pemilik kadang dirasakan emosionil hewan peliharaan.
Nah, di masa pandemi Covid-19 ini, hobi olahraga berkuda dapat pula menghilangkan beban pikiran dan kejenuhan sehari-hari. Namun demikian, apapun hobinya, Abah Rohman menyebut agar mengerti mana yang musti didahulukan. Terutama kewajiban.
“Di masa pandemi ini, mari jaga protokol kesehatan. Pakai masker. Jaga jarak. Olahraga. Hidup bersih. Harus pandai-pandai jaga diri,” sebut Abdulrohman, Jumat (11/12) sore. (san/ekn)