Jakarta – Upaya menghadirkan vaksin untuk negeri, merupakan kerja lintas kementerian dan lembaga. Untuk bersama-sama bangkit dari pandemi. Salah satu elemen penting dari upaya ini adalah diplomasi vaksin. Baik lewat jalur bilateral dengan berbagai negara dan produsen vaksin di dunia. Maupun kerjasama multilateral.
‘’Diplomasi aktif untuk mendukung upaya ketersediaan vaksin, dengan tugas utama membuka akses, meratakan jalan dan mengatasi berbagai kendala yang muncul,’’ ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, saat memberikan keterangan pers, beberapa waktu lalu.
Salah satu implementasi diplomasi vaksin, dilakukan Menteri Retno pada Agustus 2020. Bersama Menteri BUMN, ditugaskan membuka akses kerjasama dengan beberapa pengembang vaksin. Termasuk Sinovac. Disusul Oktober, melakukan penjajakan kerjasama dengan AstraZeneca dan kerjasama vaksin multilateral melalui Gavi COVAX Facility.
Terkait kerjasama dengan Sinovac dan kehadiran 1,2 juta dosis vaksin Covid-19, dalam bentuk jadi, Menteri Retno Marsudi menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang baik dari berbagai pihak. Termasuk koordinasi intensif dengan pemerintah RRT.
‘’Bahkan dalam satu dua minggu terakhir, komunikasi dengan otoritas RRT, dilakukan hour by hour. Kami mengapresiasi Pemerintah dan otoritas RRT, atas kerjasama yang baik selama ini. Kemudian peranan KBRI Beijing, yang menjembatani komunikasi dengan otoritas RRT dan Sinovac, tentunya juga sangat vital,’’ ungkapnya.
Selain kerjasama bilateral, tambah dia, saat ini bersama Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan, dilakukan komunikasi dengan Jenewa, untuk pengadaan vaksin multilateral.
‘’Sebagaimana diketahui, Indonesia termasuk satu dari 92 negara COVAX AMC yang akan memperoleh vaksin sebesar 3-20 persen dari jumlah penduduk, yang berasal dari GAVI COVAX Facility,’’ terangnya.
Terdapat beberapa proses administrasi dan persiapan teknis yang harus dilakukan. Terutama oleh Kemenkes dan Kemenkeu. Salah satunya adalah pengiriman vaccine request form kepada COVAX Facility. Adapun pengiriman telah dilakukan pada 7 Desember sesuai tenggat waktu yang ditentukan.
Sementara dari sisi kesehatan, lanjut dia, diplomasi bekerja untuk memperlancar ketersediaan alat diagnostic, therapeutic, dan vaksin untuk keperluan masyarakat Indonesia.
Menteri Retno juga menyampaikan, masih ada beberapa tahapan yang harus dilakukan sampai akhir 2020. Seperti kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac tahapan berikutnya, sejumlah 15 juta dosis bahan baku vaksin, dalam bentuk curah, pada Desember 2020. Kemudian 1,8 juta dosis vaksin jadi dan 30 juta dosis bahan baku vaksin, dalam bentuk curah pada Januari 2021.
‘’Diplomasi kita akan terus mengawal ikhtiar-ikhtiar lain berikutnya, agar Indonesia dapat segera mengatasi pandemi. Jangan lupa terus terapkan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak),’’ tutup Menteri Retno Marsudi. (* rdt)