Malang – Loyalis Sujud Pribadi kecewa dengan pemecatan mantan Bupati Malang ini, sebagai kader PDI Perjuangan. Puluhan relawan ini pun menanggalkan atribut koalisi pengusung salah satu paslon Bupati dan Wakil Bupati Malang.
Ini ditunjukkan dengan pelepasan kaos bergambar paslon bupati secara bersama di salah satu rumah relawan di Desa Ngasem, Ngajum, Jumat (4/12).
“Kami kader Pak Sujud. Selama ini mendampingi beliau di desa-desa. Sikap pimpinan partai pusat didorong DPC Kabupaten Malang untuk memecat Pak Sujud. Kami selaku kader, harus memiliki sikap yang jelas,” kata salah satu loyalis Sujud Pribadi, Hari Priyanto.
Ia menambahkan. Keputusan ini, murni tanpa intervensi dari siapapun. Bahkan, Sujud pun belum tahu dengan keputusan loyalisnya ini. Menurut Hari, keputusan mendukung salah satu calon di Pilbup Malang adalah hak pribadi. Termasuk keputusan Sujud mendukung paslon yang tidak diusung PDI Perjuangan.
“Pak Sujud tidak bisa membohongi nurani. Dia itu, ingin mencari orang yang benar-benar amanah. Sehingga berseberangan dengan kepentingan partai,” tegasnya. Para loyalis Sujud ini, masih tercatat sebagai kader dan memiliki kartu anggota PDI Perjuangan. Mereka siap menerima segala konsekuensi.
“Kami siap dengan konsekuensi dari partai. Dari dulu kami pun tidak pernah diajak konsolidasi. Partai sekarang tidak seperti dulu. Terutama PDI Perjuangan. Kalau dulu berangkat dari arus bawah. Tapi sekarang berputar balik. Partai ini seakan berangkat dari atas. Inilah yang terjadi. Teman-teman tidak ada yang diajak ngomong. Berbicara terkait mencari solusi pemimpin,” ungkap Hari.
Mereka akan mengembalikan atribut ke DPC PDI Perjuangan. Mereka siap mengikuti jejak Sujud. “Kami akan condong kepada paslon nomor urut dua,” pungkasnya. (riz/jan)