Penanganan Covid-19 masih menjadi pekerjaan serius bagi Pemerintah Kabupaten Malang. Pasalnya, ruang isolasi yang ada di rumah sakit (RS) rujukan Covid-19 dikabarkan penuh.
Dari informasi yang dihimpun, ada empat RS di Kabupaten Malang yang dijadikan sebagai rujukan Covid-19. Semuanya penuh. Sementara rusunawa ASN Kabupaten Malang, tidak dijadikan sebagai tempat perawatan pasien Covid-19.
“Yang overload bukan untuk safe house Rusunawa. Karena Rusunawa diperuntukan bagi pasien Covid-19 yang baru selesai menjalani perawatan di rumah sakit. Selain itu juga sebagai tempat isolasi bagi mereka yang tanpa gejala, atau dengan gejala ringan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang, Arbani Mukti Wibowo.
Sedang menurut Arbani, ruang isolasi yang penuh adalah yang ada di RS rujukan. RS ini diperuntukan bagi pasien Covid-19 dengan gejala yang berat hingga kritis. “Ya, 126 ruang isolasi sudah penuh untuk merawat pasien terduga atau yang sudah terpapar Covid-19,” imbuh Arbani.
Untuk itulah, hingga saat ini, pihaknya berharap bahwa masyarakat bisa dengan disiplin dan benar-benar menerapkan protokol kesehatan (prokes). Salah satu tujuannya, agar rumah sakit bisa tetap melayani pasien Covid-19 maupun non Covid-19.
“Yang dikhawatirkan jika rumah sakit sampai di-lockdown. Semua pasien bisa-bisa tidak dilayani. Kalau itu yang terjadi, pemerintah juga yang bakal kebingungan,” terang Arbani.
Mengatasi hal itu, pihaknya berencana meminta bantuan ke Dinkes Provinsi Jawa Timur, berupa akses perawatan pasien terpapar Covid-19 agar bisanya dirawat di daerah lain. Selain itu, dia juga berupaya menjalin komunikasi dengan Dinkes di daerah lain di sekitar Malang Raya.
“Itu solusi cepat. Jadi jika ada pasien yang membutuhkan perawatan, bisa dirujuk ke RS di daerah lain sekitar Malang Raya,” pungkas Arbani.
Sebagai informasi seperti dikutip dari halaman satgascovid19. malangkab.go.id, jumlah suspect Covid-19 sebanyak 2.610 orang. Untuk yang telah dikonfirmasi positif 1.201 orang. Total pasien sembuh 1.066 orang, dan jumlah pasien meninggal sebanyak 73 orang. (Rizky Wijaya-Eka Nurcahyo)