Malang – Lama absen di atas lapangan hijau dan tak memimpin satu pun dari 306 pertandingan kompetisi Liga 1 2019 dan 26 laga Liga 1 2020, diam-diam Djumadi Effendi mendapat tugas baru dari PSSI. Laga tuan rumah Bali United saat dibungkam Persija Jakarta (02/12/2018), di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar pada Liga 1 2018, menjadi akhir karir wasit bagi Djumadi Effendi.
‘’Saya sempat satu tahun sepanjang 2019, rehat dan minta pensiun dari wasit untuk fokus keluarga dan pekerjaan di Malang. Tapi awal tahun 2020, ada panggilan dari PSSI bekerjasama dengan AFC, untuk ikuti Referee Assessor Course PSSI. Atau kursus penilai wasit di Tangerang pada Februari 2020. Alhamdulillah saya bersama 50 peserta lainnya lulus. Sempat tiga kali bertugas, tapi Liga 1 2020 terhenti, setelah tiga pekan laga hingga sekerang,’’ ujar pria kelahiran Malang, 9 Maret 1973 tersebut.
Dalam Referee Assessor Course PSSI Angkatan III 2020 tersebut, Djumadi Effendi tak sendirian dari Malang yang lulus. Juga terdapat tiga wasit kawakan lainnya. Heru Sugiri dan Achmad Romadhon, serta Sigit.
Menurutnya, keberadaan referee assessor dalam sebuah pertandingan, untuk membantu meningkatkan kinerja perangkat pertandingan. Baik wasit, asisten wasit dan wasit cadangan. Prinsipnya referee assessor bertugas mengevaluasi kinerja wasit selama pertandingan.
‘’Referee Assessor tergolong baru di sepak bola Indonesia. Baru dimulai 2018 lalu. Referee Assessor sebagai penilai wasit, asisten wasit dan wasit cadangan. Mulai dari kedisiplinan, kebugaran dan bagaimana penerapkan aturan-aturan permainan atau LOGT (Laws of the Game). Hasil dari penilaian yang kami lakukan, bisa mempengarui perangkat pertandingan untuk bisa bertugas pada pertandingan selanjutnya,’’ imbuh pria yang juga staf keuangan pada RSUD Dr. Saiful Anwar Malang (RSSA) tersebut.
Senada juga diungkapkan salah seorang anggota Komite Eksekutif PSSI (Exco PSSI), Hasani Abdulgani, kepada DI’s Way Malang Post lewat WhattsApp-nya. Menurutnya secara kualitas dan mental, wasit Indonesia bagus. Tetapi masih tertinggal dari negara lain. Lantaran sebelumnya Indonesia belum mempunya konsultan, atau orang yang mengevaluasi kinerja perangkat pertandingan selama laga.
‘’Referee assessor ini tugasnya mengevaluasi kerja wasit atau perangkat pertandingan usai memimpin sebuah pertandingan. Mereka akan menganalisis, kalau ternyata misalnya wasit melakukan kesalahan, ya dijelaskan salahnya di mana. Tiga angkatan kami telah menggelar Referee Assessor Course PSSI. Ini merupakan program untuk meningkatkan kualitas perangkat pertandingan di Indonesia dan diinstrukturi Referee Assessor dari AFC,’’ ujar Hasani Abdulgani. (act/rdt)