Batu – Penyakit jantung termasuk silent killer. Saat ini menempati posisi teratas penyakit tak menular paling mematikan di Indonesia. Paling banyak diderita lansia. Namun, anak usia dinipun kini juga memiliki risiko sama.
Melihat data riset kesehatan dasar (riskesdas) 2018, angka prevalensi penyakit jantung di Indonesia telah dimulai sejak umur kurang dari 1 tahun. Tersebar di semua kelompok umur. Semakin tinggi usia seseorang, maka risiko terkena penyakit jantung akan semakin tinggi.
Di Kota Batu terdapat 13.822 warga atau 75,95 persen yang mengalami keluhan penyakit jantung. Berikutnya disusul stroke sebanyak 3.412 jiwa atau 18,75 persen, dan gagal ginjal yang menduduki peringkat ketiga sebanyak 288 jiwa atau 1,58 persen.
Karena itu, Yayasan Jantung Indonesia (YJI) Cabang Malang Raya rajin melakukan upaya pencegahan penyakit jantung pada usia produktif. Upaya itu diwujudkan dengan dilaksanakannya senam jantung remaja. Diikuti 105 peserta dari 21 SMA/SMK se Kota Batu.
Setiap sekolah wajib mengirim lima perwakilan. Terdiri satu guru mata pelajaran olahraga dan empat siswa. Kegiatan hip heart atau senam jantung remaja ini berlangsung di GOR Gajah Mada Kota Batu.
Ketua YJI Malang Raya yang juga Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko, hadir dan meramaikan senam jantung remaja itu. Menurutnya, semakin tahun, semakin meningkat remaja yang terserang penyakit jantung.
“Pola hidup tak sehat harus diubah dengan pola hidup sehat. Kami mengajak generasi muda mengikuti kegiatan ini. Tujuananya agar metabolisme tubuh lancar. Karena aktivitas para remaja saat ini harus banyak dikoreksi. Terutama, saat ini hanya jari saja yang bergerak,” ujar Dewanti.
Hip heart ini, kata Dewanti, gerakan senamnya hampir sama seperti aerobic. Namun, perbedaannya terdapat unsur kardio yang telah dikonsep oleh para ahli jantung.“Hip heart para remaja itu memiliki ritme gerakan lebih energik. Selain itu gerakannya juga bervariasi dan memiliki high impact, sehingga dapat memacu denyut jantung secara optimal,” jelas Dewanti.
Dikatakan Dewanti, senam untuk remaja gerakannya memang seperti itu. Namun untuk usia lanjut, gerakannya akan disesuaikan dan lebih pelan.
Sekretaris YJI, Mudjiono Adi, menjelaskan kegiatan ini merupakan salah satu upaya mengampanyekan pentingnya pencegahan penyakit jantung. Terutama, pada generasi muda produktif. Menurutnya, penyakit jantung dan kardiovaskular dapat dicegah dengan pola hidup sehat sedini mungkin.
“Program dari YJI ini adalah mengajak generasi muda. Menjadi agen-agen di bidang kesehatan jantung. Dengan harapan dapat menjadi smart influence di lingkungan sekolah, keluarga, dan lingkungan tempat tinggalnya,” jelasnya. Kedepannya, ia berharap kegiatan ini bisa ditularkan. Selain itu juga bisa dibentuk klub jantung remaja pada setiap sekolah, sebagai pelopor gaya hidup sehat.(ant/ekn)