Jakarta – Sikap Habib Rizieq Shihab, yang memilih meninggalkan RS Ummi, Bogor, Jawa Barat, atas kemauan sendiri, semakin menambah panjang daftar kontroversi dalam seminggu terakhir. Termasuk keenganannya untuk dilakukan swab test, guna mengetahui ada tidaknya coronavirus disease. Alasannya, Habib Rizieq sudah melakukan swab test secara mandiri. Hanya saja, dengan alasan hak pasien untuk tidak menyebut penyakitnya, pihak keluarga Habib Rizieq juga tidak mau membuka hasil swab test, yang dijalaninya.
Menyoal kondisi tersebut, Ketua Satgas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo, sangat menyesalkan sikap yang diambil Habib Rizieq. Selain itu, penolakannya terhadap permintaan Satgas Covid-19 Bogor, untuk dilakukan swab test, juga dianggap tidak memberikan teladan dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19.
‘’Saya telah menerima laporan dari Wali Kota Bogor, Bapak Bima Arya dan Direktur Utama Rumah Sakit Ummi, Andi Tatat. Atas laporqan tersebut, Satgas Penanganan Covid-19, sangat menyesalkan sikap Sdr M. Rizieq Shihab yang menolak untuk dilakukan penelusuran kontak mengingat pernah melakukan kontak erat dengan pasien Covid-19,’’ kata Doni dalam siaran pers yang diterima DI’s Way Malang Post.
Karena itulah, kata Doni, sebagai tokoh masyarakat, Habib Rizieq diminta kooperatif. Serta memberikan teladan dalam upaya penanggulangan pandemi Covid-19.
‘’Pemerintah akan melakukan langkah dan tindakan tegas, bagi siapapun yang melanggar ketentuan yang membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat,’’ sebutnya.
Satgas Penanganan Covid-19, juga meminta sekali lagi kepada masyarakat luas, siapapun itu, untuk kooperatif. Agar upaya penangangan Covid-19, berhasil menekan kasus.
‘’Empati dan dukungan harus diberikan kepada para tenaga kesehatan, maupun relawan yang berjibaku menjalankan penanganan kesehatan,’’ papar Doni Monardo.
Dalam situasi penularan Covid-19 yang masih terjadi, sebut dia, setiap warga negara hendaknya menjalankan protokol kesehatan. Termasuk secara sukarela untuk dites, ditelusuri kontak eratnya, serta bersedia menjalani perawatan atau karantina, jika positif tertular virus Corona.
‘’Testing, Tracing, Treatment (Tes, Telusur, Tindak Lanjut), merupakan langkah untuk mengendalikan penularan Covid-19. Disamping upaya pencegahan melalui 3M. Yakni memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Testing, tracing dan treatmet, merupakan tindakan kemanusiaan dan nondiskriminatif sehingga siapapun wajib mendukungnya,’’ sebutnya.
Sebelumnya, kabar terakhir yang berkembang terhadap perawatan Habib Rizieq, di RS Ummi Bogor Jawa Barat, yang bersangkutan memilih untuk pulang atas kemauannya sendiri. Direktur RS Ummi, Andi Tatat menyebut, pihak rumah sakit tidak memulangkan Habib Rizieq. Bahkan sebelumnya, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) ini, sudah menandatangani dokumen, yang menyatakan bahwa kepulangannya atas inisiatif sendiri.
‘’Karena itulah, RS Ummi tidak bertanggung jawab, jika terjadi sesuatu pada pasien yang memaksa pulang. Pasien juga bersedia menandatangani dokumen, bahwa kepulangan sepenuhnya atas kemauan pasien dan keluarga,’’ tambahnya.
Bahkan RS Ummi juga sudah meminta Habib Rizieq, untuk menunggu hasil swab test yang belum keluar. Sembari menunggu, dia disarankan untuk melakukan isolasi mandiri.
‘’Dengan adanya hasil yang belum selesai, kami mohon juga kepada keluarga besar Habib Rizieq Shihab, untuk tetap menjalankan proses isolasi,’’ kata Andi Tatat, dalam jumpa pers yang dilakukan kemarin. (rdt)