Malang – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) serius akan memecat mantan Bupati Malang, Sujud Pribadi sebagai kadernya. Lantaran dinilai tidak disiplin. Terutama dalam gelaran Pilbup Malang 2020. Pasalnya, lebih aktif dalam kegiatan paslon nomor urut 2. Sementara PDIP mengusung paslon nomor urut 1, HM Sanusi dan Didik Gatot Subroto.
“Tidak hanya etika politik, etika organisasi. Karena dia terikat dengan organisasi yang namanya PDI Perjuangan. Jadi ada aturan-aturan. Seperti saya bilang, kader itu harus taat, disiplin. Disiplin ideologi, disiplin organisasi. Bahwa setiap kader taat dan patuh pada perintah organisasi dan aturan organisasi,” ujar Sekretaris DPD PDIP Jatim, Sri Untari, Jumat (27/11/2020) siang.
Ketua Fraksi PDIP DPRD Jatim ini sangat menyayangkan. Mengingat perjalanan karir politik dirinya bersama Sujud Pribadi. “Sebagai kader partai, Pak Sujud ini sebenarnya disayangkan. Karena berangkat bareng dengan saya. Sebelum PDI Perjuangan, masih PDI Promeg. Kami berjuang bersama. Saya di Kota Malang dan Pak Sujud di Kabupaten,” imbuhnya.
Sebelum memutuskan membelot pada Pilbup Malang ini, sikap politik Sujud kerapkali ambigu. Sebagai kader PDIP, Sujud sering ‘menyimpang’. “Dia sering begitu juga sih. Waktu dulu saya jadi Plt Kabupaten Malang. Sempat saya mau mengajukan Banpol, tertahan. Karena di SK-nya Gerindra, ada nama Pak Sujud. Saya minta klarifikasi waktu itu, apakah benar. Kali ini, sangat terbuka, terus kampanye. Sudah diingatkan beberapa kali,” terang Untari.
Meski demikian, masih ada kesempatan. Jika Sujud kembali ke partai berlambang banteng. Namun, prosesnya panjang. “Nanti di kongres. Rehabilitasinya di kongres. PDI Perjuangan punya mekanisme. Bagi orang-orang yang sudah dikeluarkan dari PDI Perjuangan, jika tidak setuju, bisa melakukan pembelaan di kongres,” jelasnya, saat di Kepanjen.
Pemecatan Sujud Pribadi, telah mendapat keputusan dari pihak DPP. “Karena kabar ini juga yang ditunggu-tunggu PDIP Kabupaten Malang,” pungkasnya. (riz/jan)