Malang – Pasang surut prestasi yang digapai klub kebanggaannya, Arema FC pada tiga musim kompetisi Liga 1 2017, 2018, dan 2019, tak lantas membuat Amelia Pramudianti kendur menyemangatinya. Bagi Aremanita, suporter wanita tim berjuluk Singo Edan tersebut, tak ada istilah patah hati dan tetap memberikan dukungan, dalam kondisi apapun tim asal Malang itu.
‘’Bagi saya, memberikan dukungan untuk Arema itu harga mati. Sampai mati. Mau seperti apapun kondisi Arema. Tak peduli apa pun prestasi yang diraih Arema FC di Liga 1, saya tetap menaruh respek dan mendukung tim ini,’’ katanya.
‘’Menjadi suporter setia dan fanatis itu, tidak harus ketika timnya meraih prestasi bagus atau menang saja. Tapi ketika dalam kondisi tak menggembirakan pun, ya harus tetap didukung. Dimana pun dan kapan pun pun tampil,’’ ujar kodew sinam kelahiran Kepanjen, Kabupaten Malang, 11 April 1996 tersebut.
Amel, sapaan akrabnya, cukup mudah ditemui di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang. Di saat Arema berlaga pada kompetisi dan even lainnya. Pun ia juga tak sungkan berbaur dengan Aremania dan Aremanita lainnya, di tribun ekonomi sekalipun. Baik dalam laga kandang maupun tandang. Hanya saja dalam sembilan bulan terakhir ini, kompetisi Liga 1 2020 alami kevakuman pajang, karena pandemi virus corona (Covid-19).
‘’Tak ada waktu terlewatkan bagi saya mendukung langsung Arema. Baik di Stadion Kanjuruhan, maupun laga-laga away lainnya. Tapi untuk laga away yang dekat-dekat saja di Pulau Jawa atau Bali,’’ katanya.
‘’Mendukung Arema bersama Aremania-Aremanita, justru lebih menarik ketika berbaur di tribun ekonomi. Oh ya, Liga 1 2020 terhenti karena virus corona sembilan bulan lebih dan saat ini, kita semua harus bisa menahan diri dulu, untuk tak terlalu banyak beraktivitas di luar rumah. Harus lebih mementingkan kesehatan dan keselamatan bersama, di saat wabah virus corona ini belum berakhir,’’ tutur wanita yang kini bekerja di sebuah perusahaan elektonik di kawasan Blimbing, Kota Malang itu.
Bagi wanita pengidola Bagindas Band, band asal Malang itu, Arema adalah rasa cinta dan kebanggaan, yang tak bisa dipisahkan dari jiwa dan hatinya. Dia menuturkan, intens mengikuti perjalanan Arema, sejak masih berusia sekolah dasar kelas empat. Ia akui baru mengikuti tur-tur tim Singo Edan di luar Malang, sejak SMA.
‘’Semua pemain Arema adalah idola saya. Tidak ada pilih-pilih bagi saya. Tapi saya selalu berharap manajemen dan pelatih tim Arema ke depan, mendatangkan pemain lokal dan asing, yang memiliki nilai jual tinggi. Baik dari sisi kualitas teknis, apalagi entertainment.’’
‘’Tiga musim ini 2018, 2019 dan 2020, banyak pemain baru dan muda. Semoga pandemi virus corona cepat berlalu, agar semua aktivitas bisa kembali normal. Termasuk mendukung Arema secera langsung ke stadion,’’ tutup wanita ramah dan murah senyum tersebut. (act/rdt)