Batu – Ke 16 warga Desa Tlekung, Junrejo, Kota Batu, yang menjalani masa isolasi selama tiga hari di shelter Hotel Mutiara Baru dan RS Baptis, diizinkan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.
Kondisi kesehatan yang terus membaik, menjadi alasan diambilnya keputusan tersebut. Dan sejak Senin (23/11) sudah ada yang dipulangkan. Sisanya baru kemarin ‘dilepaskan’.
Kades Tlekung, Mardi menjelaskan, ke 16 warga Tlekung tersebut, dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19. Penularan itu didapatkan, setelah mereka menghadiri prosesi pemakaman salah satu warga, yang terindikasi terinfeksi Covid-19. Hanya saja, hasil swab test nya baru keluar, setelah pasien dimakamkan.
Kepastian ke 16 warga tersebut terkonfirmasi positif Covid-19, dari hasil swab test yang digelar dua kali. 20 dan 21 November. Swab test pertama pada 20 November diikuti 78 orang. Hasilnya 14 orang dinyatakan positif. Berlanjut tes kedua pada 21 November, diikuti 16 orang. Kali ini ada dua yang dinyatakan positif Covid-19.
Setelah dinyatakan positif, mereka diisolasi di Shelter Hotel Mutiara Baru sebanyak 14 orang dan dua orang menjalani perawatan di RS Baptis. Seluruhnya dibawa oleh tim nakes ke shelter isolasi dan RS Baptis pada Minggu (20/11) lalu.
‘’Awalnya yang ditargetkan wajib ikut swab test massal sebanyak 116 orang. Namun beberapa di antaranya menolak. Alasannya, karena merasa sehat. Ada yang menghindar sampai mengungsi ke rumah kerabatnya yang berada di luar wilayah Tlekung,’’ terangnya.
Tes massal itu dilakukan, setelah pihak desa berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Kota Batu. Yang diawali kejadian seorang warga Dusun Gangsiran Ledhok, meninggal pada Oktober lalu. Warga yang meninggal itu berusia hampir 70 tahun dan diindikasi terpapar Covid-19.
Namun prosesi pemakaman dilakukan secara normal dan dihadiri para kerabatnya. Karena warga masih belum menyangka, jika yang bersangkutan diindikasi terpapar Covid-19. Diketahui, yang bersangkutan sempat mengalami sesak napas dan diperiksa kondisi kesehatan ke rumah sakit. Namun yang bersangkutan tidak mau dirawat inap dan memilih pulang.
‘’Setelah beberapa hari kemudian, orang berusia 70 tahun itu meninggal dan hasilnya baru keluar setelah pemakaman,’’ jelasnya.
Rantai kematian itu terus berlanjut menimpa satu per satu orang, yang pernah berinteraksi dengan mendiang. Dan puncaknya terjadi pada Kamis (19/11) lalu, dalam sehari terdapat tiga warganya yang meninggal.
‘’Ada sekitar 13 orang yang meninggal dalam kurun waktu sekitar 40 hari, itu ya saudaranya, tetangganya,’’ tuturnya.
Hingga muncul dugaan dari warga setempat, penyebab kematian diakibatkan Covid-19. Pada pemakaman 19 November lalu, akhirnya dilakukan pemakaman sesuai SOP pemulasaran jenazah penyakit menular.
‘’Sebab saat pemakaman (di TPU Tlekung), petugasnya sudah menggunakan APD dan sudah dilakukan pemulasaran. Tetapi kerabat dan tetangganya ada yang hadir dan keterangan dari petugas kesehatan seperti itu (positif Covid-19),’’ katanya.
Untuk menetralisir kekhawatiran warga Tlekung, Mardi berkoordinasi dengan pihak Puskesmas Junrejo. Dilanjutkan upaya tracing dari Dinas Kesehatan Kota Batu dan dilakukan swab test dua kali pada 20 dan 21 November.
Mereka yang menjalani swab test merupakan orang-orang yang memiliki interaksi tinggi, dengan orang-orang yang diindikasi terjangkit Covid-19 semasa hidupnya. Mayoritas berasal dari Dusun Gangsiran Ledhok dan lainnya dari Dusun Krajan Lor dan Dusun Krajan Kidul. (ant/rdt)