Prof Mahfud menyatakan, negara tidak boleh kalah terhadap para pelanggar aturan. Karena itu, ia meminta upaya tindakan tegas atas perilaku sekelompok orang pelanggar aturan.
“Negara tidak boleh melakukan pembiaran. Terhadap aksi-aksi pelanggar aturan, pembangkangan, premanisme, dan pemaksaan kehendak, serta tindakan lain yang dapat mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa dan negara kita,” ujarnya.
———————————————
“Pemerintah memperingatkan kepala daerah, pejabat publik, aparat, dan masyarakat seluruh Indonesia, bahwa pemerintah akan melakukan tindakan tegas,” tegas Prof Mahfud.
Ketegasan Prof Mahfud terbukti, jatuh korban. Dari sepuluh aparat pemda yang terlibat di kerumunan massa di rumah Habib Rizieq Shihab, Petamburan, Jakarta Pusat, di-tes Covid di Polda Metro Jaya, Selasa (17/11/20). Hasilnya, Lurah Petamburan, Setiyanto, positif Covid.
“Lurah, yang bersangkutan, langsung dikirim ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/11/2020).
Pemeriksaan terhadap aparat pemda, termasuk petugas Kantor Urusan Agama (KUA) yang menikahkan puteri Habib Rizieq Shihab, juga diperiksa. Serta para saksi-saksi pernikahan puteri Habib Rizieq Shihab.
Mulai dari Ketua RT, Ketua RW, para satpam maupun Linmas, camat, Wali Kota Jakarta Pusat, para petugas dari KUA, Satgas COVID-19, Biro Hukum DKI, Biro Hukum Kemenkes RI. Juga para tamu yang bisa diketahui. “Semuanya diperiksa,” tegas Kombes Yusri.
Bahkan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang sehari sebelum acara resepsi pernikahan, datang ke rumah Habib Rizieq Shihab, juga dipanggil ke Polda Metro Jaya, Selasa (17/11/20). Untuk diperiksa swab, juga klarifikasi tentang acara kerumunan massa tersebut.
Anies Baswedan kepada wartawan menyatakan, kalau itu ditindak, bagaimana dengan Pilkada serentak nanti (9 Desember 2020). Pernyataan Anies ini sama dengan pernyataan Front Pembela Islam (FPI).
Anies mengatakan: “Adakah surat, mengingatkan penyelenggara Pilkada tentang pentingnya mentaati protokol kesehatan? Apakah kalau ada pelanggaran juga ditindak segera dalam 24 jam?”
Menanggapi itu, Kemendagri selaku atasan langsung para gubernur se-Indonesia, bicara. Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kemendagri, Safrizal mengatakan: “Gubernur DKI Jakarta mengatakan, tidak ada teguran terhadap pelanggaran protokol kesehatan, ini… datanya ada.”
Safrizal menunjukkan data. “Tapi, DKI Jakarta dan Aceh tidak ikut Pilkada tahun ini. Sehingga gubernur DKI tidak diberikan data ini,” katanya.
“Kepada gubernur lain, kami paparkan dan evaluasi setiap minggu. Dan, serius dilakukan. ”Ada pelanggaran protokol 2,2 persen, dan langsung sudah ditindak.
“Serius”, jadi kata kunci penegakan hukum protokol kesehatan di kasus ini. Keseriusan akibat belit-membelit antara hukum dan politik. Diwarnai ceramah Habib Rizieq Shihab yang dikecam banyak pihak, soal penyataan ‘lonte’ yang ditujukan pada seorang wanita.
Juga, doa dari pendukung Habib Rizieq yang mendoakan Presiden RI Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri, agar pendek umurnya. Ini sangat disesalkan banyak pihak.
Perhatian rakyat Indonesia sedang tertuju di kasus ini, sekarang. Semua mata menonton drama nyata ini.
Sementara, pandemik Covid menyebabkan pabrik-pabrik tutup-bangkrut. Mal-mal, hotel-hotel, toko, rumah makan, dan banyak unit bisnis dipaksa tutup.
PSBB. Mengakibatkan PHK besar-besaran sepanjang sejarah Indonesia. Rakyat jadi miskin mendadak, angka kriminalitas dan kekerasan rumah tangga, meningkat.
Di tengah suasana prihatin masal ini, ada kerumunan massa jumlah besar. Polisi membiarkan. Kelihatan tidak adil.
Seolah dibiarkan. Sampai, dua petinggi Indonesia bersikap tegas. Selain Prof Mahfud, juga Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.
Marsekal Hadi Tjahjanto dalam konferensi pers, di Subden Denma Mabes TNI, Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/20) mengumumkan, pentingnya semua pihak menjaga persatuan Indonesia, menjaga stabilitas nasional.
“Siapa pun pengganggu persatuan – kesatuan bangsa, akan berhadapan dengan TNI,” kata Panglima TNI.
Sampai segitunya. Menandakan, peristiwa beberapa hari terakhir di Indonesia memang serius. (*)