![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2020/11/Stadion-Gajayana-2020_14.jpg)
Stadion Gajayana. (dmp)
Malang – Sembilan tim sepak bola, tercatat pernah dan masih menggunakan homebase di Stadion Gajayana, Kota Malang. Stadion tertua di Indonesia yang masih berdiri kokoh, sejak tahun 1924. Masing-masing Voetbalbond Malang en Omstreken (VMO) 1924-1928, Malangsche Voetbal Bond (MVB) 1928-1934, Malangsche Voetbal Unie (MVU) 1934-1952 dan PSIM Malang (1934-1952). Juga ada Persema Malang (1952 – sekarang), Arema Indonesia (1987 – sekarang), Arema FC (1987 – 2004), Persema Malang 1953 (2013-sekarang) dan Sumbersari FC Malang (2018 – sekarang). Bahkan tahun 1933-1934, juga dijadikan kandang bagi PSIM Malang (Persatoean Sepak Bola Indonesia) tim milik pribumi saat itu.
Nama stadion sendiri mengabadikan sosok sang pemersatu, Prabu Gajayana. Raja pertama Kerajaan Kanjuruhan, yang bertahta 29 tahun (760-789) dengan permaisuri Dewi Setrawati dan seorang puteri mahkota Satyadarmika.
Dibangun atas inisatif dan rancangan Wali Kota Malang pertama era kolonial Belanda, H.I Bussemaker, tanggal 1 April 1924. Genap ketika Kota Malang genap berusia 10 tahun.
Menelan total biaya hampir 100 ribu gulden, atau bila dikurskan saat itu kisaran Rp 800-an juta hingga finishing pada tahun 1926. Bussemaker sangat terinspsirasi bangunan asli stadion kuno single-tribune di kota kelahirannya Amstrdam, Oude Stadion (Het Nederlandsch Sportpark) Amsterdam yang dibangun tahun 1914.
‘’Stadion Gajayana bagi masyarakat Malang Raya bahkan Indonesia, adalah bagian sejarah sepak bola dan olah raga. Karena stadion ini tertua di Indonesia. Sampai kapanpun tidak boleh dialihfungsikan. Tidak seperti stadion-stadion lainnya di Indonesia, Stadion Gajayana memiliki historis panjang dan bagian dari cagar budaya peninggalan era kolonial Belanda, ujar legenda Persema Malang dan Arema Malang, Singgih Pitono
‘’Stadion ini tetap bisa saja direnovasi menjadi lebih modern, dengan tidak menghilangkan beberapa bagian bangunan bersejarahnya. Disini sejarah tercatat, lahirnya Malangsche Voetbal Bond (MVB) 1928, Persema Malang, dan Arema Malang,’’ tambahnya.
Stadion Gajayana pada awal proses pembangunannya, sekaligus sudah digunakan untuk menggelar pertandingan sejak tahun 1924, dengan single tribune di bagian barat.
![](http://malang-post.com/wp-content/uploads/2020/11/Stadion-Gajayana-1930-an-1024x431.jpg)
Stadion ini direnovasi dengan mengganti rumput dan penambahan tribun melingkar, utara-selatan-timur hingga mampu menampung 17 ribu orang penonton tahun 1990-1992. Penambahan lampu stadion berdaya pancar 800 lux dilakukan pada tahun 1996 menelan biaya Rp 2 miliar.
Renovasi terakhir tahun 2007-2008 Wali Kota Malang, Peni Suparto berinisiasi melakukan penggantian rumput, penambahan dua tribun utama dan meninggikan ekonomi timur. Serta memperluas area parkir dengan biaya Rp25 miliar, sehingga berkapasitas maksimal menjadi 30ribu orang. Dia mengusung prototype Ho Chi Minh Stadium (kini Thong Nhat Stadium) di Ho Chi Minh City, Vietnam.
Stadion Gajayana tepat berada di pusat Kota Malang. Dikitari Jalan Tenes, Jalan Semeru dan Jalan Tangkuban Perahu, di kawasan pusat perbelanjaan Mall Olympic Garden (MOG) di ketinggian 575 mdpl yang bertemperatur udara 17-20 derajat Celsius.
Sejatinya stadion tertua di Tanah Air adalah Stadion Menteng, Jakarta yang dibangun tahun 1921 dan diarsiteki dua orang Belanda, FJ. Kubatz dan PAJ. Moojen.
Namun stadion ini hanya tinggal kenangan. Pada tahun 2006 resmi dialihfungsikan menjadi ruang publik hijau atau taman. Kini tinggallah Stadion Gajayana, Kota Malang yang tertua di Indonesia dan masih berfungsi. Sekaligus sebagai warisan atau cagar budayanya sepak bola Indonesia dan PSSI.
Stadion Gajayana yang kini dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Stadion Gajayana, Pemerintah Kota Malang, memiliki tiga kategori tribun. Yakni tribun VIP bawah (1.500 orang), tribun VIP atas (6.000 orang), dua tribun utama (2.000 orang), dan sisanya tribun ekonomi (20.475 orang), serta tribun VVIP khusus tamu undangan (25 orang).
Stadion Gajayana juga tak ubahnya saksi bisu lahirnya penjaga gawang legendaris Timnas Hindia Belanda asal Sumpil Malang, Blimbing, Kota Malang, Tan Mo ‘Bing’ Heng.
Bakatnya terasah di Stadion Gajayana (1928-1944). Dia jebolan klub HCTNH Malang (Hua Chiao Tsing Nien Hui) dan Malangsche Voetbal Bond (MVB), serta Malangsche Voetbal Unie (MVU).Bahkan lintasan lari stadion ini, menjadi tempat favorit latihan fisik pebulutangkis dunia Arek Malang, (alm) Johan Wahjudi (Ang Joe Liang) tahun 1968-1980, Sri Wijanti (1966-1974), dan Hendrawan (Yap Seng Wan) tahun 1987-2002.
Diluar nama Stadion Gajayana, ada enam stadion lainnya yang masuk 10 besar tertua di Indonesia dan masih berfungsi. Yakni Stadion Sriwedari Solo (dibangun 1932), Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya (1951), Stadion Teladan Medan (1951), Stadion Siliwangi Bandung (1954), Stadion Andi Mattalatta/Mattoangin Makassar (1957) dan Stadion Utama Senayan/Gelora Bung Karno Jakarta (1960).
Juga tiga stadion lainnya yang sudah tak berfungsi atau telah dibongkar dan dialihfungsikan. Stadion Menteng, Jakarta dibangun 1921 dan dibongkar tahun 2006, Stadion Diponegoro Semarang dibangun 1934 namun hingga saat ini tak dipergunakan, Stadion Ikada/Ikatan Atletik Djakarta yang dibangun 18 Juli 1951 dan dibongkar tahun 1963 untuk diadikan kawasan Monumen Nasional Indonesia. (act/rdt)
Stadion Tertua di Indonesia
1. Stadion Menteng, Jakarta (dibangun 1921) – dibongkar sejak 2006
2. Stadion Gajayana, Malang (dibangun 1924) – berfungsi
3. Stadion Sriwedari Solo (dibangun 1932) – berfungsi
4. Stadion Diponegoro Semarang (dibangun September 1934) – tidak lagi dipergunakan
5. Stadion Gelora 10 Nopember Surabaya (dibangun 1951) – berfungsi
6. Stadion Teladan Medan (dibangun 1951) – berfungsi
7. Stadion Ikada/Ikatan Atletik Djakarta (dibangun 18 Juli 1951) – dibongkar tahun 1962
8. Stadion Siliwangi Bandung (dibangun 1 Januari 1954) – berfungsi
9. Stadion Andi Mattalatta/Mattoangin Makassar (dibangun 1957) – berfungsi
10. Stadion Utama Senayan/Gelora Bung Karno Jakarta (dibangun 1960) – berfungsi
Homebase Tim di Stadion Gajayana
1914-1928 : Voetbalbond Malang en Omstreken (VMO)
1928-1934 : Malangsche Voetbal Bond (MVB)
1933-1934 PSIM Malang (Persatoean Sepak Bola Indonesia/pribumi)
1934-1952: Malangsche Voetbal Unie (MVU)
1952 – sekarang Persema Malang
1987- sekarang Arema Indonesia
1987- 2004 Arema FC (homeground/kandang kedua sejak 2004)
2013 – sekarang Persema Malang 1953
2017 – sekarang Malang United