Malang – Perputaran ekonomi di Kota Malang, ternyata sangat dipengaruhi keberadaan mahasiswa. Ketika libur perkuliahan, hingga mahasiswa ‘dipaksa’ tidak masuk kampus, karena pandemi Covid-19, berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat di Kota Malang. Akibatnya banyak titik-titik perekonomian menjadi terhenti. Tidak saja dialami pengusaha tempat kos, warung atau rumah makan, tapi juga pusat bisnis lainnya. Lantaran mayoritas konsumennya adalah mahasiswa.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, Nugroho Suryo Bintoro SE., M.Ec.Dev. Ph.D., menyebutkan, sejak aktivitas perkuliahan diliburkan dan diganti secara daring, imbas pandemi Covid-19, memiliki andil besar terhadap terhentinya perekonomian Kota Malang.
Kondisi tersebut disebabkan permintaan terhadap kebutuhan barang dan jasa di Kota Malang, menjadi sangat rendah. Mahasiswa memilih berada di kampung halamannya, sebelum aktivitas perkuliahan di kampus-kampus normal kembali.
‘’Di Kota Malang sendiri, ada sekitar 50 lembaga pendidikan. Mulai akademi, institut, sekolah tinggi hingga universitas. Keberadaan mahasiswanya itu menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Malang ini,’’ kata dia kepada wartawan.
Pertumbuhan ekonomi di Kota Malang, kata Nugroho, akan bisa pulih kembali, ketika aktivitas perkuliahan normal kembali. Karena mahasiswa sudah kembali ke Kota Malang dan memulai perkuliahan secara tatap muka.
‘’Jadi kalau ada pertanyaan, kapan kondisi perekonomian Kota Malang pulih kembali, ketika aktivitas perkuliahan normal kembali,’’ tambahnya.
Sayangnya hingga saat ini, aktivitas perkuliahan belum bisa normal kembali. Kondisi pandemi Covid-19 di Kota Malang, belum selesai sampai sekarang. Statusnya masih di zona oranye, yang membuat perkuliahan masih secara daring. (rdt)