
Darjoto Setyawan, Pembina Yayasan Arema (ist)
Malang – Salah satu nama, yang disebut-sebut dalam tuntutan aliansi Make Malang Great Again (MMGA), untuk dihadirkan adalah Darjoto Setyawan. Kapasitasnya adalah Pembina Yayasan Arema. Berdasarkan akte Nurul Rahadianti, yang dibuat pada 3 Agustus 2009. Padahal, Darjoto sendiri sudah mengundurkan diri sejak 8 Agustus 2009.
Lantas bagaimana komentar Darjoto Setiawan, terkait aksi yang dilakukan aliansi MMGA tersebut? Berikut wawancara DI’s Way Malang Post bersama Darjoto Setiawan melalui pesan WhatsApp.
Bagaimana sebenarnya posisi anda dalam akte Notaris Nurul Rahadianti tersebut?
Saat akte Nurul Rahadianti yang disahkan oleh Menkumham yaitu per 3 Agustus 2009, saya masih menjabat sebagai Pembina Yayasan Arema. Tapi saya mengundurkan diri sejak 8 Agustus 2009, sehingga pengunduran diri saya sah mengacu akte Yayasan Arema. Apalagi dalam pasal 8 ayat (2) disebutkan, jabatan anggota Pembina akan berakhir dengan sendirinya apabila Pembina tersebut: mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis…
Lantas kenapa sampai terjadi dualisme?
Saya tidak tahu tepatnya, karena saya sendiri sejak 8 Agustus 2009 sudah tidak aktif. Tapi dari berita-berita di media massa, timbulnya dualisme muncul setelah adanya dualisme kompetisi di Indonesia. Yaitu IPL dan ISL. Ini saya kutip dari sebuah berita: ‘’Dualisme kompetisi itu dipicu karena konflik antara PSSI dan KPSI. Masing-masing kubu menyelenggarakan kompetisi, yaitu Liga Primer Indonesia dan ISL pada musim 2011-2012. Gara-gara dualisme kompetisi itu akhirnya memicu dualisme klub.’’
Jadi karena faktor eksternal juga.
Betul. Faktor eksternal yang menjadikan dualisme ini terjadi di Arema.
Untuk saat ini, apa yang harus dilakukan?
Saya pernah mengatakan bahwa Aremania harus move on. Dualisme itu sudah masa lalu. Kalau saya tidak salah, isu sekarang adalah menghidupkan Yayasan Arema. Yayasan Arema 11 Agustus 1987 atau sesuai kelanjutan akte Notaris Nurul 3 Agustus 2009 yang disahkan oleh Menkumham tanggal 9 Mei 2012. Sebenarnya ini mudah. Tinggal ditelusuri secara legal sejak 3 Agustus 2009, apa saja kejadian-kejadian di Yayasan Arema. 8 Agustus 2009 saya mengundurkan diri. Setelah saya mundur, ada kejadian-kejadian apalagi sampai sekarang. Tinggal semua diaktekan oleh Notaris.
Yang harus dilakukan Aremania?
Kalau mau menelusuri siapa yang di Yayasan Arema sekarang, ya tinggal diurutkan saja. Tanggal 8 Agustus 2009 saya mengundurkan diri. Setelah itu, siapa saja yang aktif di Yayasan Arema dan siapa saja yang mengundurkan diri. Jadi di Yayasan Arema tinggal siapa saja sekarang ini. Dialah yang masih aktif menjalankan Yayasan Arema. (***)