WARGA Kota Batu bisa tambah lebar senyumnya. Cable car yang segera diwujudkan di daerahnya itu, sahamnya diprioritaskan untuknya. Melalui koperasi. Menyusul kemudian swasta dan badan usaha milik negara/daerah. Komisaris PT Among Tani Indonesia, Tomy B. Satrio memastikan, pola pelibatan warga dan peran swasta untuk mewujudkan transportasi wisata itu, dibenarkan dengan dasar Perpres No 80 Tahun 2019.
Kepada DI’s Way Malang Post kemarin, Tommy mengurai, cable car itu, ibarat duta.”Kaki”nya juga ada di Austria. Selain karena mesin yang ada hanyalah produksi Austria, keterlibatannya turut membuka link dunia. “Ada Austria itu, tentu jadi isu internasional,” lanjut Tommy mengutip pesan Eddy Rumpoko, founder Among Tani sekaligus penggagas cable car itu. INKA (Industri Kereta Api) yang sudah datang ke Batu menyatakan ikut terlibat. Bisa memproduksi kabin atau keretanya.
Proyek itu menjadi sinergi swasta, Pemkot Batu, PT INKA, BUMD, serta perusahaan Doppelmayr Geraventa Group dari Austria. Walikota Batu, Dewanti Rumpoko menargetkan, MoU selesai minggu depan. “INKA akan ikut study kelayakan. Setelah itu, bisa start. Legalitas lahan dan jalur, penanganannya juga on progress,” ujarnya tentang proyek yang sempat stagnan 6 bulan karena pandemi itu.
Pembangunannya dilakukan dalam 3 atau 4 tahap. Membentang antara 6 sampai 8 Km. Dimungkinkan pergeseran sampai 9,6 Km. Enam stasiun. Daerah yang dilalui sekitar Pendem, Alun-alun dan Jalibar (De Kleine). Biayanya berkisar Rp 300 – Rp. 400 miliar.(ant/ekn)
>>> Selengkapanya di Harian DIs Way Malang Post Edisi Senin (16/11)