Batu – Penerapan 3M, memakai masker, menjaga jarak dan hindari kerumunan, serta mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, masih harus dilakukan masyarakat. Apalagi masa pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Untuk mencegah bahkan menghentikan penyebarannya, protokol kesehatan tetap harus dipatuhi.
Untuk mendukung upaya tersebut, Dinas Pariwisata Kota Batu, membagikan sarana untuk mencuci tangan. Selain bentuk dukungan untuk penerapan protokol kesehatan, juga ditujukan mempercepat pemulihan sektor ekonomi. Khususnya di sektor pariwisata, yang menjadi andalan Kota Batu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Siddiq menyebutkan, untuk memberikan dukungan sarana dan prasarana, dalam menunjang protokol kesehatan di tempat wisata, pihaknya menyiapkan 78 unit wastafel.
‘’Utamanya sekali untuk wisata yang berbasis alam dan masyarakat di Kota Batu. Ada 78 unit wastafel yang siap dibagikan kepada tempat wisata tersebut. Terima kasih kepada tempat wisata yang berbasis alam dan masyarakat di Kota Batu, yang telah menyiapkan lebih dulu sarana wastafel di tempat wisata,’’ katanya.
Bantuan wastafel itu, kata Arief, diberikan untuk membantu destinasi wisata menunjang protokol kesehatan. Rencananya, masing-masing tempat wisata itu akan mendapatkan 1-3 unit wastafel. Wastafel yang diberikan berbentuk cukup estetik. Yakni, drum berwarna oranye dan putih yang modern dilengkapi dengan tempat tisu kering.
‘’Masing-masing wisata akan dapat jumlah yang beda-beda. Tergantung dengan luasan tempat wisatanya,’’ terangnya.
Rencananya pendistribusian wastafel itu akan dimulai November ini dan paling lambat di awal bulan Desember mendatang. ‘’Target kami distribusinya paling lama awal bulan Desember harus selesai,’’ ujarnya.
Selain wastafel mencuci tangan, Dinas Pariwisata Kota Batu juga akan memberikan bantuan sarana berupa toilet portabel. Toilet portabel hanya akan diberikan kepada destinasi wisata berbasis masyarakat dan alam.
‘’Kemudian bantuan kursi, tapi khusus untuk destinasi wisata berbasis alam dan masyarakat saja. Ini sebagai upaya support sarana dan prasarana dari Pemkot Batu,’’ bebernya.
Sementara itu, kepada pelaku usaha pariwisata lainnya, terutama untuk hotel non bintang di Kota Batu, Dinas Pariwisata juga mendukung dalam bentuk pemberian pelatihan.
‘’Karena, kalau meningkat kualitas pelayanan, sarana dan prasarana yang ada, diharapkan nanti bisa laku keras,’’ harap Arief sambil berharap, layanan yang dilakukan harus ramah dan benar-benar melayani.
Pelayanan seperti pemesanan, juga diharapkan bisa dilakukan secara daring yang tidak ribet. Selain itu diperlukan tampilan front office yang bagus dan pelayanan yang akomodatif serta solutif.
Dalam pelatihan tersebut, telah didatangkan pakar-pakar perhotelan, Lembaga Sertifikasi Global, serta Satgas Covid-19 Pusat.
‘’Pakar-pakar itu didatangkan agar meskipun pandemi, pelaku usaha hotel ini bisa meningkatkan kualitas dan tetap taat protokol kesehatan covid-19,’’ imbuhnya.
Arief mengatakan, program ini merupakan program yang pertahap. Saat ini masih dalam tahap pelatihan, setelah itu akan dilakukan pemantauan apakah pelatihan ini diimplementasikan atau tidak.
‘’Jangan sampai sudah diberi pelatihan tapi tidak diterapkan,’’ tegas Arief. Ia mengatakan bahwa pada semester pertama tahun 2021 akan melakukan pelatihan kembali untuk sekitar 220 hotel non bintang. (ant/rdt)