Malang – TIMO SCHEUNEMANN bagi publik sepak bola di Malang Raya bahkan nasional, bukan sosok asing lagi. Dikenal sangat Indonesianist, meski pria kelahiran Pare, Kabupaten Kediri, 29 November 1973 tersebut, masih memegang status WNA Jerman-nya.
Timo, demikian pria berpostur raksasa 190 cm tersebut biasa disapa, tak hanya fasih berbicara dalam bahasa Jerman, Inggris dan Spanyol. Namun juga bahasa Jawa dengan dialek Jawa Timuran dengan logatnya yang begitu kental.
‘’Saya bahagia dan bangga hidup dan menjadi orang Indonesia. Saya juga senang sejak kecil hingga saat ini, hidup dan besar di lingkungan budaya dan bahasa Jawa. Bahkan saya ini mungkin lebih Jawa ketimbang wong Jawa asli. Orang bilang saya ini Jerman klumutan (lumutan, Red.). Saking lamanya tinggal dan hidup dalam budaya Jawa,’’ ungkap Timo.
‘’Indonesia ini bak surga dunia. Gemah ripah loh jinawi. Istri saya orang Indonesia. Dulu saya bertemu dan kenal dia pertama kali waktu stri saya seorang vokalis. Masuk top 40 bersama Dynasty Band dan juga di Karua band. Begitu juga anak-anak saya lahir, besar dan sekolah di lingkungan budaya Indonesia. Indonesia bagi saya negara paling damai dan aman di dunia. Saya merasa nyaman di negeri ini,’’ katanya.
Tak hanya urusan lapangan hijau saja, pemegang lisensi kepelatihan UEFA A License (Koln, Jerman 2007) itu, juga dikenal multi talenta. Selain pernah menyandang profesi guru di Wesley International School Malang, dia juga memiliki kemampuan sebagia producer DVD/CD dan menulis banyak buku-buku tentang sepak bola, futsal dan lain-lainnya.
Bahkan di layar lebar, Timo Scheunemann juga sempat menjadi aktor beberapa sinema atau film. Diantaranya: Belok Kanan Barcelona (2018), sebgai Gunther yang disutradarai Guntur Soeharjanto. Dibintangi juga oleh Morgan Oey dan Mikha Tambayong. Kemudian film layar lebar: Hanum & Rangga: Faith & The City (2018), sebagai Philipus Brown arahan sutradara Benni Setiawan. Dia bermain bersama Acha Septriasa dan Rio Dewanto.
Lalu ada film garapan sutradara Hanung Bramantyo lainnya, Rudy Habibie (2016), sebagai Pastur Gilbert bersama artis Reza Rahadian dan Chelsea Islan. Film Ayat-Ayat Cinta 2 (2017) sebagai Philip bersama Fedi Nuril, Dewi Sandra dan Chelsea Islan. Disutradarai Guntur Soeharjanto.
Dia juga diajak sahabatanya yang juga sutradara muda, Fajar Nugroho bermain dalam film Yowis Ben 2 (2019), bersama artis Bayu Skak, Joshua Suherman dan Brandon Salim.
Termasuk film fenomenal dan terlaris, Tendangan dari Langit (2011), garapan sutradara Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh Irfan Haarys Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan dengan pemeran utama Arek Sawojajar Malang, Yosie Kristanto itu.
Meski lahir di Pare Kediri, namun sejak kecil hingga kini Timo sudah berdomisili di Kota Batu dan Malang. Saat ini dia bersama sang istri Devi Scheunemann dan kedua anaknya, Shania Cinta Scheunemann (18) dan Brandon Marcel Sceunemann (15), tinggal di sebuah rumah asri nan sejuk di kawasan Jalan Karangwidoro 12, Dau Kabupaten Malang.
‘’Indonesia itu memiliki alam yang luar biasa diberkati Tuhan. Masyarakat yang ramah dan saya yakin dengan alam luar biasa ini, jika kualitas SDM meningkat. Indonesia akan meroket dalam banyak hal. Negeri ini juga banyak memiliki kekayaan filosofis daerah. Seperti kejawen yang sangat berkualitas. Saya hanya berpesan, semoga di tengah modernisasi masyarakat kita tidak melupakan kebijaksanaan turun temurun yang begitu mempesona,’’ imbuh Timo.
Di sela-sela rutinitas profesinya sebagai pelatih, komentator sepak bola, wirausaha tourisme dan penulis, Timo masih memiliki waktu luang untuk menyalurkan hobi membaca, camping, gowes dan traveling bersama keluarganya. Bahkan dia juga tak mau ketinggalan di era kemajuan pesat era digital teknologi otomatisasi dan cyber Revolusi Industri keempat 4.0. Penyuka nasi goreng ini juga sangat intens aktif dan update di beberapa media sossialnya. Seperti Facebook (timo.scheunemann.96) dan twitter (@coachtimo) yang sudah mencapai angka 47.6K followers. Begitu juga akun instragram-anya @timo_scheunemann memiliki 19.2K followers.
Bahkan dua channel youtube-nya, dibanjiri viewer dan subscriber. Yakni channel youtube Timo bersama saudara-saudaranya, yang juga sama-sama berdomisili di Indonesia dan fasih berbahasa Jawa. Yakni Ralph Scheunemann, Sven Scheunemann dan Rainer Scheunemann di channel ‘Londo Jowo Kabeh’ dengan 426 ribu subscriber. Juga channel youtube pribadi Timo, ‘Coach Timo’ dengan 81,9 ribu subscriber.
“Wajah saya memang bule. Tapi hati ini saya ini Indonesia dan NKRI. Sepanjang usia saya tinggal di Malang. Di mata saya, Malang itu surga dunia. Mereka memiliki klub sepak bola Arema FC yang luar biasa dan Aremania yang super kreatif. Saking cintanya, Waktu luang saya saat ini, ada hobi baru meng-explore Malang Raya dan sekitarnya dengan sepeda MTB,’’ kata dia.
Disinggung soal statusnya yang masih sebagai WNA Jerman, Timo mengaku punya prinsip yang sederhana. ‘”Saya kan sudah warga permanen di Malang dan Indonesia. Untuk WNI step berikutnya. Ada pepatah lama, dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung,’’ tandas pengidola Gus Dur tersebut.
Pria yang keluarga besarnya di Jerman masih lengkap, berdomisili di Ludwigsburger Str 10, Korntal-Münchingen, di Distrik Ludwigsburg, Baden-Württemberg Jerman itu, di sisi lain juga masih merasa prihatin dengan kondisi sepak bola nasional di Indonesia.
Menurut pria yang sudah dua kali mendampingi Dennis Frank Wise dan Desmond Sinclair Walker di timnas Garuda Select 1 dan 2 (208-2019) di Inggris tersebut, banyak sisi yang harus dibenahi dan segera dibangun, agar tak tertinggal dengan negara-negara lainnya.
‘’Sepak bola secara nasional di Indonesia, saran saya agar tidak dibiasakan potong jalan. Tidak ada eskalator dalam dunia sepak bola. Sukses hanya bisa diraih dengan menapaki anak tangga atau berproses. Terutama usia dini harus diseriusi. Akademi tim-tim pro harus berkelas dengan program dan scout profesional.’’
‘’Kelemahan mendasar sepak bola dan kompetisi di Indonesia, kurangnya kompetisi di kelompok umur dan lemahnya kualitas pelatih. Federasi sangat politis dan pemain kurang disiplin dalam hal makan dan latihan,’’ tutur mantan pelatih Persiba Balikpapan (2017) dan Persema Malang (2010-2011) tersebut. (act/rdt)
BIODATA
Nama Lengkap : Timo Scheunemann
Panggilan : Timo
Kebangsaan : Jerman
Lahir : Kediri, 29 November 1973
Istri : Devi Scheunemann
Anak : Shania Cinta Scheunemann (18), Brandon Marcel Sceunemann (15)
Postur : 190 cm/90 Kg
Hobi : Membaca, kamping, gowes, dan travelling
Pekerjaaan : Wiraswasta
Pendidikan :
California State University of Los Angeles – Study Pasca Sarjana Ilmu Sosial, 1998 (S1)
The Master’s College, Los Angeles – Sarjana Ilmu Sosial, 1993-1996 (S2),
SMA Immanuel Batu
SMP Immanuel Batu
SDK Sang Timur Batu
Lisensi Pelatih :
UEFA A License, Koln, Germany (2007), UEFA B License, Berlin, Germany (2006),
NSCAA – C Licence National Diploma Coaching License – St. Lauderdale, USA (1999).
Karir Pelatih :
Persiba Balikpapan (2017)
Aqua Danone Indonesia (2013)
Persema Malang (2010-2011)
Timnas Putri Indonesia (Pelatih Kepala, 2008)
FAC Jerman
Malang Football Club (Pelatih Kepala, 2000-sekarang)
Los Angeles Soccer Club (USA, pemain/asisten pelatih 1999)
Karir Pemain :
Los Angeles Soccer Club (USA, pemain/asisten pelatih 1999)
Tampines Rovers (Singapura 1998)
Eintracht Frankfurt (Jerman 1998)
Persiba Balikpapan (1997)
FC Gillingham (Inggris, 1997)
Stuttgarter Kickers (Jerman 1996)
Master Mustangs College FC (USA 1993-1996)
TSV Korntal Jr Jerman
Trunojoyo Batu Jr
Unibraw ’82 Malang