Malang – Kelompok suporter klub Liga 1 2020, mulai bersuara atas ketidakpastian kompetisi. Dalam forum virtual yang digelar oleh Jurnalis Olahraga Yogyakarta (JOY), Sabtu (7/11), suporter mengeluarkan pendapat.
Webinar itu mengundang perwakilan dari PSSI dan pentolan sejumlah suporter berbasis masa besar. Di antaranya ketua pembinaan suporter PSSI, Budiman Dalimunthe, Diky Soemarno (Ketua Jakmania), Rengga Dian Senjaya (Ketua Slemania), Muslich Burhanuddin (Ketua Brajamusti), Aulia Haryo Suryo (Presiden Pasoepati) dan Cak Ipul (pentolan Bonekmania).Hampir seluruh perwakilan suporter yang menjadi pembicara di webinar sepakat, sebaiknya tidak ada lagi kompetisi Liga musim 2020.
‘’Kami (Jakmania) pada umumnya satu suara dengan suporter lain. Sejak awal memang ingin kompetisi sebaiknya dihentikan, karena tidak tahu kapan bisa dimulai. Semakin menunda semakin besar kerugian klub. Dalam keadaan normal saja sulit mendapat pemasukan apalagi di masa pandemi ini,’’ kata Diky Soemarno.
‘’Seharusnya LIB tahu risiko yang akan terjadi, hingga kerugian karena kompetisi belum bisa digelar. Operator seharusnya bisa memberikan referensi ke PSSI tentang sebaiknya bagaimana ini kompetisi. Semua klub bakal restart ulang, tidak hanya Persija, lalu fokus ke 2021,’’ lanjutnya.
Hal senada disampaikan Rengga Dian Senjaya. Kelompok suporter tertua PSS Sleman merasa seperti diberikan pengharapan palsu oleh PSSI dan operator kompetisi. Di saat klub begitu siap, nyatanya Liga 1 kembali gagal dilanjutkan karena tidak ada izin.
‘’Sebagai suporter kami seperti di-PHP. Sejak awal di bulan Maret sudah tidak jelas kompetisinya. Kemudian tertunda-tunda di masa pandemi hingga sampai saat ini. Itu yang membuat kecewa,’’ tutur Rengga.
‘’Kalau izin tidak bisa didapat buat apa dipaksakan bergulir. Fokus saja tahun depan bisa bergulir secara penuh. Ini soal kemanusiaan. Kami minta kepastiannya saja, karena semua suporter sudah komunikasi ke klub dan juga pihak lain,’’ bebernya.
Di sisi lain, perwakilan dari PSSI, Budiman Dalimunthe selalu ketua pembinaan suporter, memberikan penjelasan mengenai porsi para pemain ke-12, di tengah kompetisi yang terdampak Covid-19.
PSSI melalui pemberdayaan suporter mengikuti prosesnya. Mulai dari koordinasi dengan BNPB, Polri, ketika optimis Liga lanjut di tanggal 1 Oktober 2020.
Kemudian bersama LIB, menyiapkan rencana termasuk tidak melibatkan penonton atau suporter ke stadion. Meski lagi-lagi kompetisi kembali tertunda.
‘’Kami ikut berkunjung ke Yogyakarta dan bertemu dengan sejumlah suporter. Memang harus berkoordinasi dengan perwakilan suporter. Ada proses narahubung, baik secara resmi ke klub atau ke teman-teman suporter,’’ papar Budiman.
‘’Sebenarnya tidak semudah itu menghentikan kompetisi, karena ada surat keputusan PSSI, termasuk sikap dari FIFA. Seperti kewajiban klub membayar kontrak pemain dan sebagainya. Paling realistis ke depan harus ada workshop dan diskusi bersama seluruh elemen suporter,’’ jelasnya. (act/rdt)