Dikarenakan pandemi yang tidak kunjung usai, pemerintah memperpanjang masa berlakunya social distancing demi membatasi kontak sosial yang bisa mengurangi resiko penyebaran COVID-19. Demi mematuhi kebijakan ini, sektor pendidikan di Indonesia serentak melaksanakan kegiatan online learning di tahun ajaran baru 2020 dimana pelajar dan pengajar diwajibkan mengikuti kegiatan belajar-mengajar menggunakan internet dari kediaman mereka masing masing.
Selain materi itu, kegiatan belajar yang berhubungan dengan pengamatan dan pecobaan suatu konsep materi melalui praktikum juga harus mengalami penyesuaian ulang agar objektif pembelajaran bisa tetap tercapai. Tidak hanya itu, kegiatan mahasiswa tingkat akhir untuk mencari pengalaman langsung dalam dunia kerja melalui magang, juga terpaksa harus dilakukan secara online. Oleh karena itu, perusahan penyedia tempat magang juga harus merubah keseluruhan system mereka sedemikian rupa sehingga para mahasiswa yang magang ditempat mereka secara daring bisa tetap menerima pengalaman dan pengetahuan yang seharusnya didapatkan jika melaksanakan kegiatan magang secara konvensional.
Terdapat banyak asumsi masyarakat dan beberapa data yang memperkuat bahwa PJJ tidak efektif dan bisa berpotensi untuk menurunkan kualitas pelajar. Dengan diberlakukannya PJJ di Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengadakan survey mengenai interaksi pelajar dan pengajar selama pandemi. Dalam survey mereka yang diterbitkan di website kpai.go.id, 79.9% dari 1,700 pelajar menyatakan bahwa interaksi belajar dalam kelas perlahan menghilang. Melalui survey tersebut banyak pelajar yang menyampaikan keluh kesahnya bahwa interaksi belajar mengajar dalam kelas hanya sebatas pemberian tugas dan pengumpulan tugas saja. Interaksi belajar seperti penyampaian materi atau kegiatan
belajar bersama masih dirasa kurang.
Cuitan beberapa mahasiswa tingkat akhir mengenai magang online juga membludak di twitter. Salah satunya dari pengguna twitter @Nobodybutmeh_ yang mengatakan bahwa “Buat mahasiswa yang mau magang/semhas/sidang skripsi bakalan sulit karena kalo di kampusku ya, kalo mau magang jadinya dikasih beberapa opsi: magang tapi next semester, laporan magang diganti tugas. Yang skripsi tentu bimbingan online jadinya dan ga semua dospem (dosen pembimbing) fastrep (fast respon).” Melalui twitter ini, ia menyampaikan tentang kurangnya tanggapan tenaga kerja pendidikan di kampusnya yang pada akhirnya membuat kegiatan online kurang efektif dan malah memberatkan siswa.
Terlepas dari kedua pendapat diatas, apakah terbukti benar bahwa penerapan PJJ memberikan dampak negatif kepada masyarakat? Hal dan perubahan apa saja yang diperlukan sehingga bisa membuat penerapan PJJ berhasil di Indonesia? Berikut beberapa solusi yang mungkin bisa diterapkan untuk membuat kebijakan baru ini bisa membuahkan hasil yang maksimal bagi tunas bangsa Indonesia. Efektifitas Belajar Daring Terdapat beberapa mata pelajaran yang memerlukan perhatian khusus saat akan dirubah dalam bentuk daring. Salah satunya adalah mata pelajaran laboratorium yang membutuhkan praktek langsung atau hands-on. Perubahan dan alternatif perlu diciptakan agar kegiatan belajar daring yang seharusnya dilakukan dilaboratorium bisa tetap memenuhi kualitas dan objektifitas standart praktek laboratorium.
Kreatifitas merupakan salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan pelaksanaan praktikum virtual. Terdapat banyak cara yang bisa dilakukan untuk meraih keberhasilan tersebut, salah satunya adalah dengan penggunaan media alternatif yang bisa diakses dengan mudah yaitu melalui simulasi online.
Simulasi online merupakan piranti lunak yang dibuat dan dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna bisa tetap merasakan pengalaman praktikum konvensional dan mendapatkan data sama akuratnya dengan eksperimen laboratorium yang sebenarnya hanya dengan sekali akses melalui internet. Dalam pengaplikasiannya, simulasi online ini bisa melatih pelajar untuk berfikir secara kritis saat dihadapkan dengan masalah-masalah yang dipaparkan. Pola pikir kritis ini tentunya bermula dari rasa ketertarikan dan antusias pelajar untuk mengaplikasikan teori yang sudah didapatkan melalui praktikum online tersebut. Oleh karena itu, dukungan dari pengajar dan orang sekitar menjadi salah satu faktor
penting keberhasilan PJJ.
Tidak hanya praktikum, mata pelajaran lainnya juga memerlukan penyesuaian baru. Kegiatan belajar mengajar yang lain juga diharapkan bisa lebih interaktif agar pelajar tidak jenuh dan tetap memiliki keinginan untuk terus belajar. Gerakan 3M: Melihat, Meniru, Memodifikasi juga bisa diterapkan dalam proses pembelajaran. Gerakan ini umumnya digunakan dalam dunia bisnis dan industri kreatif untuk memberikan motivasi kerja dengan cara menggali dan mengeksplorasi potensi diri sehingga bisa memberikan sesuatu yang baru dan menciptakan daya saing serta rasa ingin tau yang tinggi. Akan tetapi dengan diberlakukannya gerakan ini, pelajar bisa lebih menggali potensi nya dengan cara menerapkan ilmu yang sudah mereka dapatkan di kelas. Selain itu, gerakan ini juga meningkatkan efektivitas proses pembelajaran dengan metode belajar yang tidak selalu berpusat pada kegiatan dalam kelas yang mayoritas hanya terpaku pada materi.
Rekomendasi Penerapan PJJ Terlepas dari semua solusi diatas, kegiatan PJJ tidak bisa dipukul rata bagi seluruh masyarakat Indonesia. Fleksibilitas merupakan salah faktor penting yang dibutuhkan untuk menentukan keberhasilan diberlakukannya kebijakan ini. Masing- masing daerah di Indonesia memiliki sumber daya nya masing masing. Tidak semua daerah memiliki teknologi yang memadai untuk pelaksanaan PJJ ini. Masalah sinyal, kuota, perangkat elektronik merupakan beberapa variabel yang perlu menjadi perhatian khusus.
Oleh karena itu, beberapa alternatif dan pembaharuan perudilakukan.
Berikut beberapa rekomendasi yang bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas PJJ.
Rekomendasi pertama yang bisa dilakukan yaitu pemaksimalan kerja Satuan Pendidikan (SP) dengan cara mengadakan penyuluhan dan survey intensif untuk mengetahui perkembangan terbaru PJJ masing-masing daerah di Indonesia. Melalui survey ini, pemerintah bisa mengetahui daerah mana yang membutuhkan apa sehingga setiap daerah di Indonesia bisa menjalani proses PJJ secara efektif dan nyaman. Selain itu, pengadaan komunitas atau kelompok khusus yang secara spesifik mengurus kebutuhan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-
masing supaya mereka bisa tetap bisa mendapatkan ilmu yang diperlukan.
Untuk meningkatkan kualitas PJJ, pemantauan rutin KPAI juga diperlukan. Selain pemantauan, pengadaan penyuluhan mengenai bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang kondusif juga diperlukan. Terlepas dari itu, KPAI juga bisa juga fokus terhadap kondisi mental anak selama melakukan PJJ. Dalam sektor pendidikan, diadakannya kurikulum adaptif yang digunakan untuk menjadikan metode belajar lebih kreatif, inovatif, dan tidak membosankan juga diperlukan. Kurikulum ini bisa dibuat dengan isi dimana pelajar lebih dituntut untuk mengembangkan potensi dirinya masing-masing melalui aktivitas
luar bukan melalui materi yang secara mentah disodorkan begitu saja di kelas.
Penulis : Ivana Tita Bella Widiwati, Mahasiswa Sampoerna University