Malang – Santri makin berdaya. Semakin smart. Tidak kalah dengan sekolah umum. Pondok pesantren pun kini makin keren. Juga makin mandiri. Semuanya berkat program one pesantren one product (OPOP). Program unggulan dari Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa.
Program OPOP terus menggeliat. Makin berkembang sejak peluncurannya 2019. Ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat berbasis pondok pesantren. Melalui pemberdayaan para santri, pesantren, dan masyarakat pesantren.
Buktinya, sebanyak 50 pesantren se Malang Raya mengikuti kegiatan OPOP di Ponpes Bahrul Maghfiroh Kota Malang, Jumat (6/11). Kopilaborasi kedua nama kegiatanya. Sebagai lanjutan Kopilaborasi pertama di ponpes modern di Nganjuk beberapa waktu lalu.
Kali ini temanya ‘Pemberdayaan Ekonomi Berbasis Pesantren’. Panitia ingin memberikan pengalaman kepada ponpes di Malang Raya. “Harapannya ponpes bisa menjadi pusat ekonomi nantinya. Agar ponpes bisa tetap mandiri,” kata Bagus Fahmi, Ketua panitia dari Ponpes Bahrul Maghfiroh.
Jatim menargetkan pada 2023 produk pesantren mencapai 250 produk. Sebelumnya, yakni tahun 2019 terdapat 100 produk, dan tahun 2020 sudah mencapai 150 produk.
Pengasuh Ponpes Bahrul Maghfiroh, Prof Dr Ir Mohammad Bisri,mengatakan di pondoknya ada banyak produk yang telah terwujud dan berhasil dipasarkan. Satu produk unggulannya keju mozzarella. “Produk ini tidak gampang. Santri kami ajak untuk tidak hanya belajar teori, tetapi bisa mempraktikkan ilmu pengetahuan melalui laboratorium yang ada,” jelasnya.
Pemasarannya sudah di seluruh Indonesia. Yang paling besar di Jakarta. “Kami buka gudang di sana,” ujar mantan rektor Universitas Brawijaya itu.(jof/nyk/ekn)
>>>>>>> Selengkapanya di Harian DIs Way Malang Post Edisi Sabtu (07/11)