Malang – Ilmu kedokteran selalu berkembang. Seiring dengan kesehatan masyarakat. Seperti saat ini yang sedang terjadi pandemi global, covid-19. Maka riset multidisiplin ilmu menjadi keniscayaan. Ilmu medis barat dan medis timur atau tradisional lokal bisa saling melengkapi.
Ini yang mendasari Universitas Islam Malang (Unisma) memperkuat jejaring kerjasama internasionalnya. Kali ini Unisma melakukan penandatangan MoU dengan Kermanshah University of Medical Sciences (KUMS), Kermanshah, Iran.
Karena masih pandemi, maka dilakukan virtual di masing-masing perguruan tinggi, Rabu (4/11). Rektor Unisma, Prof Dr H Maskuri M.Si berharap, agar segera ada tindaklanjut nyata. Seperti joint research, joint conference, joint publication hingga student exchange. Ini implementasi program merdeka belajar.
“Bisa segera didiskusikan antar fakultas dalam waktu dekat ini. Aktivitas bersama apa yang bisa dilakukan,” ujar Prof Maskuri. Ia menambahkan, Unisma membuka diri bekerjasama dengan perguruan tinggi manapun.
“Unisma sangat mungkin berkerjasama dengan PT manapun. Terutama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Agar tidak terjadi eksklusivitas. Kita tidak melihat latar belakang keagamaan, ideologi atau negara. Semua negara yang memiliki kapasitas mendorong percepatan perkembangan pendidikan kenapa tidak,” terangnya.
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unisma, dr Rahma Triliana M.Kes Ph.D menuturkan: KUMS adalah sekolah tinggi ilmu kedokteran terbesar di bagian barat Iran.
Harapannya, setelah penandatanganan MoU ini, mahasiswa FK Unisma bisa belajar dari Fakultas kedokteran KUMS. Karena memiliki keunggulan dari sisi kedokteran barat maupun keedokteran tradisionalnya.
Rahma menambahkan, sebelum MoU ini, sudah ada pembicaraan terkait dengan joint research. Dimulai akhir November 2020.
“Awal November sudah mulai ada pembicaraan. Terkait metode penelitian yang akan ditindaklanjuti sebagai joint reasearch. Penelitiannya akan berkaitan dengan penggunaan aktinomisetes dalam penemuan obat terkait mikroba oleh dosen FK, Rio Risandiansyah Ph.D. Kolaborasi dengan dosen dari Iran, Dr Yadollah Bahranmi, Deputy of Global Strategies and International Affairs and Head of Medical Biotechnology Departement, Faculty of Medicine at KUMS,” pungkasnya. (roz/jan)