Bak kapal terombang-ambing ombak ganas di tengah lautan luas. Tanpa arah dan tanpa tujuan. Arema dan juga 17 klub anggota Liga 1 2020 lainnya, mulai mengibarkan bendera kode morse SOS (Save Our Souls) terkait kondisi finansial mereka.
Nasib kelanjutan kompetisi Liga 1 2020, kian tak menentu. Bahkan berperluang besar batal digelar. Meski beberapa klub -termasuk Aremas FC- masih menyimpan optimisme tinggi akan tetap bergulir.
Menariknya, lima hari berselang setelah 28 Oktober 2020, turun keputusan rapat Exco PSSI. Bernomor 2284/AGB/417/X-2020, secara aklamasi menunda kompetisi sampai dengan Januari 2021, justru teranulir kembali.
Kini giliran Direktur Utama PT LIB, Akhmad Hadian Lukita, melalui SK PT LIB Nomor 394/LIB-KOM/XI/2020 tertanggal 2 November 2020, memutuskan menunda pelaksanaan Liga 1 2020.
Kemudian akan melanjutkan kembali pada Februari-Mei 2021 dengan titel Liga 1 2020/2021. Atau berbenturan dengan fokus persiapan Indonesia, menjadi tuan rumah FIFA World Cup U-20. Yang akan digelar di Jakarta, Surabaya, Bandung, Solo, Gianyar (Bali) dan Palembang 20 Mei-11 Juni 2021.
‘’Kami telah menerima surat resmi dari PT LIB. Pada intinya memutuskan, menunda pelaksanaan Liga 1 2020. Akan melanjutkan kembali pada Februari-Mei 2021, dengan titel Liga 1 2020/2021,’’ ujar Media Officer Arema FC, Sudarmaji.
Manajemen Arema FC sendiri, kata dia, sangat memahami situasi tersebut. Tidak mudah bagi semua pihak, menggelar kompetisi karena pandemi Covid-19. Namun di sisi lain, Arema FC juga telah membuktikan tetap komitmen menjaga keberlangsungan klub. Dengan harapan kompetisi segera digelar sesuai rencana Februari 2021 mendatang.
Surat PT LIB tersebut, menjadi yang kesekian kalinya tarik ulur nasib kelanjutan Liga 1 2020. Genap delapan bulan, kompetisi Liga 1 2020 dihentikan sejak 18 Maret 2020 oleh Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Karena pandemi Covid-19.
Tanggal 27 Juni 2020, turun SK Ketum PSSI, bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang Kompetisi Dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020, dilanjutkannya bulan Oktober 2020. Namun gagal terlaksana karena kepolisian menolak mengeluarkan izin keramaian.
Bahkan pada 13 Oktober 2020, dalam Extraordinary Club Meeting PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) bersama 18 klub Liga 1 2020, di Yogyakarta, sepakat untuk kembali melanjutkan kompetisi pada November 2020. Lagi-lagi gagal. Terganjal tak turunnya rekomendasi izin dari kepolisian. Kali ini tak hanya karena alasan Covid-19. Juga berbenturan dengan agenda Pilkada Serentak 2020.
‘’Jika Liga 1 2020 dilanjutkan Februai hingga Mei 2021, dengan titel baru Liga 1 2020/2021, praktis sejak Maret 2021 hingga Februari 2021, ada 11 bulan kompetisi terhenti. Selama itu pula, klub harus terus mengeluarkan biaya operasional untuk gaji pemain, pelatih, ofisial, dan staf kantor dan lain-lain,’’ imbuh pria asal Banyuwangi ini.
Tentu saja dalam situasi tersebut, lanjut dia, untuk menjaga keberlangsungan klub, Arema FC mengalami defisit anggaran yang sangat berat. Paling tidak, satu bulan harus mengeluarkan dana operasional Rp 800 juta.
Belum lagi surat PT LIB menyebutkan, subsidi klub untuk termin Oktober 2020 sampai dengan Februari 2021, yang itupun hanya 25 persen, baru akan dibayarkan pada Februari 2021. Praktis kondisi akan sangat memperburuk keberlangsungan klub.
Sesuai SKEP/48/III/2020, yang mengatur besaran gaji para pemain, pelatih dan staf ofisial sebesar 25 persen hingga sebulan sebelum kick-off kompetisi, manajemen Arema harus mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp800 juta.
Jika lanjutan Liga 1 2020 baru digulirkan Februari 2021, maka selama 11 bulan kompetisi vakum, manajemen tim Singo Edan tetap harus merogoh kocek total Rp 8,8 miliar. Sementara subsidi dari PT LIB untuk tim-tim Liga 1 2020, hanya Rp 5,2 miliar. Itupun baru cair Rp 1,040 miliar pada termin pertama Mei 2020 dan termin kedua Juli 2020. Sisa subsidi sebesar Rp 4,160 miliar, tak jelas kapan akan cair.
Lebih jauh Sudarmaji menegaskan, rata-rata kontestan Liga 1 2020, termasuk Arema FC, pada November 2020 harus memperpanjang kontrak pemain dan pelatih. Harapannya kompetisi digelar pada November 2020. Namun faktanya ditunda sampai Februari 2021. Belum lagi, manajemen tim Singo Edan juga dihadapkan pada situasi sulit. Kekhawatiran munculnya sengketa baru dengan pemain dan pelatih, terkait nasib kontrak mereka. Kondisi itu justru akan menjadi semakin rumit, untuk menjaga keberlangsungan hidup klub.
‘’Karena itu sebagai langkah win win solution, subsidi 25 persen (Rp 1,3 miliar, Red) dari PT LIB dari total Rp 5,2 miliar, untuk termin bulan November 2020, sampai dengan termin bulan Februari 2021, kami meminta agar tetap direalisasikan atau dibayarkan secepatnya,’’ tegasnya.
‘’Hampir setahun ini, praktis klub tanpa pemasukan. Baik dari ticketing maupun sponsorship. Kami manajemen Arema FC sangat berharap, PSSI segera mengeluarkan SK baru terkait relaksasi kewajiban kepada pemain. Agar klub terproteksi dan terselamatkan,’’ tegasnya. (act/rdt)
Tarik Ulur Nasib Liga 1 2020
18 Maret 2020
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan instruksikan kepada PT LIB untuk menghentikan sementara Liga 1 dan Liga 2 2020 sampai batas waktu belum ditentukan karena pandemi Covid-19
27 Juni 2020
SK PSSI SKEP/53/VI/2020 tentang Kompetisi Dalam Keadaan Luar Biasa Tahun 2020 dilanjutkannya bulan Oktober 2020
13 Oktober 2020
Extraordinary Club Meeting PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) bersama 18 klub Liga 1 2020, di Yogyakarta, kesepakatan untuk melanjutkan kompetisi pada November 2020
28 Oktober 2020
SK Exco PSSI Nomor 2284/AGB/417/X-2020 secara aklamasi menunda kompetisi sampai dengan Januari 2021
2 November 2020
SK PT LIB Nomor 394/LIB-KOM/XI/2020 menunda pelaksanaan Liga 1 2020 dan akan melanjutkan kembali pada Februari-Mei 2021 dengan titel 1 2020/2021