Malang – Kampung Glintung Go Green, salah satu kampung tematik urban farming. Mohammad Hadi, Lurah Purwantoro menyebutkan: Kampung ini terlahir dari inisiatif warga dan PKK Kota Malang. Warga bergerak setelah ada pembangunan jalan. Dilanjutkan membuat kampung tematik.
“Urban farming dan penghijauan yang dikembangkan. Kedepannya untuk penambahan penghasilan warga. Minimal kebutuhan warga sekitar,” ujarnya.
Kelurahan Purwantoro memiliki Glintung Go Green, Glintung Water Street dan Sentra Kripik Tempe Sanan sebagai kampung tematik. Harapnya 24 RW di Purwantoro tergerak seperti RW 19. “Sesuai ciri khas masing masing,” ujar Hadi. Ia merencanakan edukasi keberlanjutan kampung tematik yang telah dibangun, melalui karang taruna.
“Bukan hanya hijau royo-royo yang menjadi tujuan pelaksanaan lomba kampung bersinar ini. Tapi juga kemantapan bersama untuk urban farming. Agar ketahanan pangan terjaga,” pesan Walikota Malang, Drs H Sutiaji saat kunjungan penilaian Kampung Bersinar di Go Green RW 19 Kelurahan Purwantoro, Rabu (4/11) pagi.
Kolaborasi menggerakkan urban farming, lanjut Walikota Sutiaji adalah program yang digagas ibu-ibu PKK. Untuk itu perlu mendukungnya dengan cara membangun budaya menanam sayur dan toga di lingkungan sekitar tempat tinggal kita.
Sutiaji hadir bersama isteri, Widayati Sutiaji menyempatkan berkeliling. Meninjau langsung titik-titik penanaman tanaman toga dan sayur yang akan dinilai oleh tim juri.
Mereka juga melakukan dialog dan memberikan beberapa saran masukan pada warga. Agar pengembangan penghijauan di wilayah tersebut makin meningkat.
“Jangan hanya tanaman hias yang diperbanyak. Namun tanaman toga dan sayuran. Khususnya cabe dan tomat harus diperbanyak. Karena kedua tanaman tersebut harganya di pasaran cenderung fluktuatif,” tandasnya.
Nampak hadir mendampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Rinawati beserta jajarannya dan Kepala Bagian Humas, Nurwidianto. Kunjungan ini, meninjau Kampung Bersinar (Bersih, Sehat, Indah, Asri dan Rapi) yang dilombakan mulai 4 Oktober 2020. Lima indikator penilaian: pengelolaan sampah, penghijauan yang dilakukan, konservasi air, sarana dan prasarana sanitasi serta pemberdayaan masyarakatnya.
Kepala DLH, Rinawati mengatakan: Bukan hanya indikator penilaiannya saja yang penting. Tetapi, meningkatkan semangat dan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan, juga harus dilakukan.
“Karena kita hidup tidak bisa lepas dari lingkungan. Kalau lingkungan yang ditinggali rusak, maka akan merugikan kita sendiri. Karena bisa jadi, lingkungan itu akan tidak nyaman,” terangnya.
Terdapat 135 RW, dari 57 kelurahan yang mengikuti lomba Kampung Bersinar. Rencananya, lomba berakhir tanggal 6 November 2020. Untuk berikutnya, akan diseleksi 10 besar kampung terbaik. (nyk/jan)