
Malang – Pemerintah Kota Malang terus berusaha mengatasi Covid-19. Selain terus menggaungkan mentaati protokol kesehatan bagi semua lapisan masyarakat, Wali Kota Malang, Sutiaji, telah menyiapkan anggaran untuk vaksin Covid-19 dalam APBD.
Berapa besarannya, Sutiaji mengatakan masih dikaji. Mereka yang menerima vaksin tahap pertama para tenaga kesehatan (nakes). “Saat ini jumlahnya masih diitung,” kata Sutiaji di Balai Kota Malang, Selasa (3/11).
Vaksin Covid-19 sangat penting. Terpisah peneliti Maarif Institute, Endang Tirtana, berpendapat vaksin merupakan solusi utama agar Indonesia terbebas dari pandemi Covid-19 dan opsi utama dalam pemulihan ekonomi. Selama belum ada vaksin, masyarakat harus berpegang teguh pada protokol kesehatan.
“Sambil menunggu pemerintah menyiapkan vaksin, masyarakat tetap harus berpegang pada protokol kesehatan, mulai dari jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan pakai sabun. Sebisa mungkin tetap di rumah,” kata Endang, di Jakarta, Sabtu (31/10).
Dia pun mengajak semua pihak untuk dapat berperan aktif memberikan edukasi kepada seluruh masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi Covid-19. Sebab, berdasarkan catatan Bio Farma, 7,6 persen masyarakat Indonesia enggan untuk divaksin.
Karena itu, ulama dan pemuka agama berperan kuat dalam memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa vaksin Covid-19 merupakan solusi. Dengan demikian, lanjut Endang, upaya mendukung pemerintah mengentaskan pandemi akan berjalan beriringan.
“Dokter, para tenaga kesehatan, kiai, dan ustadz bisa menjadi duta memberi sosialisasi kepada rakyat terkait penanganan Covid-19 dan pentingnya vaksin. Sebab yang perlu diingat adalah vaksin untuk pencegahan, bukan mengobati,” ujarnya.

Endang melihat, lamanya pandemi Covid-19 membuat sejumlah masyarakat mulai jengah di rumah. Terutama saat libur panjang, akhirnya banyak yang memutuskan untuk berlibur ke luar rumah. Dia mengharapkan, masyarakat tetap patuh protokol kesehatan selama liburan.
“Libur panjangpatut diwaspadai sebagai peningkatan kasus Covid-19. Untuk mencegah penyebaran meningkat, pemerintah daerah sebagai garda terdepan pencegahan harus menindaktegas pelanggar protokol kesehatan,” tutur Endang.
Sebelumnya, Ketua Tim Peneliti Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof Dr Kusnandi Rusmil Sp AK MM, mengatakan vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China, yang sedang diuji klinis tahap tiga di Bandung, Jawa Barat, sudah berkali-kali dicek aspek keamanannya (penggunaan).
”Lulus uji klinis fase tiga, vaksin ini bisa di pakai, di lanjutkan dengan post marketing surveilance. Jadi vaksin yang boleh digunakan sudah berkali-kali di cek keamanannya,” kata Prof Kusnandi Rusmil.(IDP/ekn)