Malang – Pemerintah Kabupaten Malang menyiapkan dana Rp 187 miliar, untuk penanggulangan coronvirus. Dari jumlah tersebut, hingga Oktober lalu sudah dicairkan Rp 125 miliar. Hanya ada, ada pengembalian dana senilai Rp 25 miliar, karena beberapa alasan.
Kepala Badan Keuangan Aset dan Daerah, Wahyu Kurniati menjelaskan, pengembalian dana tersebut dilakukan, karena ada beberapa pembelian yang rencana anggarannya, tidak sesuai dengan harga di lapangan.
‘’Jadi awalnya sudah cair Rp 125 miliar, tapi kemudian dikembalikan Rp 25 miliar. Jadi total yang sudah digunakan untuk penanganan Covid-19 hingga Oktober kemarin, sebesar Rp 100 miliar,’’ ujar Wahyu Kurniati kemarin.
Besaran dana yang dicairkan tersebut, mayoritas digunakan untuk penanganan dampak Covid-19 di masyarakat. Baik itu berupa batuan sosial, maupun untuk kesehatan.
‘’Untuk bantuan sosial sudah dicairkan lewat Dinas Sosial sebesar Rp 50 miliar. Karena secara eknomi, banyak warga yang terdampak. Sedangkan untuk kesehatan, sudah dikeluarkan Rp 44 miliar,’’ jelasnya.
Dana tersebut, katanya, diperuntukkan pembelian hazmat bagi tenaga kesehatan, membiayai perawatan pasien Covid-19 dan juga pemberian vitamin kepada personel OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang bertugas di garda terdepan.
‘’S isanya itu dipergunakan untuk kebutuhan lain-lain. Seperti pariwisata dan juga kebutuhan satgas lainnya. Tapi dua bidang terbesar memang habisnya di sosial dan kesehatan,’’ tegasnya.
Sedangkan dana yang tersisa Rp 87 miliar itu, akan dipergunakan Pemerintah Kabupaten Malang untuk kebutuhan penanganan Covid-19 hingga Desember mendatang. Namun semuanya akan tergantung pada kebutuhan satgas. Namun prinsipnya dana itu siap dicairkan.
Dana Rp 187 miliar dari Bantuan Tidak Terduga (BTT) itu, dikumpulkan setelah dilakukan rasionalisasi anggaran OPD Kabupaten Malang. Bahkan dilakukan dua kali.
Awalnya, Pemkab Malang hanya menyiapkan Rp 5 miliar. Kemudian pada rasionalisasi tahap pertama, terkucur dana Rp 80 miliar. Dilanjutkan Juni lalu, mendapat dana tambahan untuk BTT sekitar Rp102 miliar. Hingga mencapai total Rp 187 miliar yang dipergunakan sampai akhir tahun 2020 ini. (riz/rdt)