Malang – Arsitek tim Arema FC, Carlos Carvalho de Oliveira, akui kecewa berat dengan tertundanya lanjutan kompetisi Liga 1 2020, dalam waktu relatif lama. Hingga awal tahun 2021.
Setelah dua kali rencana lanjutan kompetisi Liga 1 2020 pada Oktober dan November, tak mendapat izin keramaian dari pihak Kepolisian Republik Indonesia (Polri), PSSI akhirnya memutuskan menunda kompetisi sampai awal Januari 2021.
‘’Bersama saya sebagai pelatih, tim sudah ada latihan 1,5 bulan. Ini fase bagus untuk masuk agenda tactical training dan pertandingan uji coba. Namun kemudian ada keputusan federasi, kompetisi ditunda hingga awal tahun 2021. Relatif lama, hampir tiga bulan. Saya setelah berdiskusi dengan manajemen, memberikan waktu libur untuk pemain dan tim dari latihan sampai dengan tanggal 10 November,’’ jelas Carlos de Oliveira, kemarin.
Pertimbangan yang diambil pelatih asal Brasil ini adalah, agar pemain bisa sedikit rileks bersama kelurga mereka. Carlos sendiri mengaku belum mengetahui secara pasti, apakah setelah libur sampai tanggal 10 November, pemain akan dipanggil kembali untuk berlatih. Ataukah ada keputusan yang lain.
Arema FC sendiri per tanggal 31 Oktober, menjadi tim terakhir diantara enam tim peserta Liga 1 2020, yang dalam tiga bulan terakhir, intens menggelar latihan bersama kembali pasca vakum lima bulan.
Empat tim lainnya, sejak 30 Oktober telah memutuskan meliburkan pemainnya. Yakni Madura United, Persija Jakarta, Persib Bandung dan Persita Tangerang. Sedangkan 13 tim lainnya, telah sejak lama atau awal Oktober lalu, memilih meliburkan pemainnya di saat kelanjutan kompetisi tak juga ada titik terang.
‘’Kondisi ini (kick-off tak jelas, Red.) menurut saya sungguh mengecewakan. Tentu saja saya kecewa kompetisi ini kembali ditunda. Sepak bola merupakan salah satu hiburan semua lapisan masyarakat. Kita bisa lihat, kompetisi di hampir semua negara-negara di Asia Tenggara tetap berjalan dan sudah digelar. Saya kecewa, karena yang saya rasakan sama dengan kekecewaan semua publik sepak bola. Mereka sudah lama menanti kompetisi sepak bola ini berjalan kembali,’’ imbuh mantan asistennya Ramiro Blacut Rodriguez di Timnas Bolivia (2004-2005) tersebut.
Carlos de Oliveira menilai, sejatinya tak ada alasan kompetisi dihentikan karena adanya pandemi virus corona. Sebab, seluruh komponen dari 18 tim, baik pemain, pelatih, ofisial maupun panpel, ketat menerapkan protokol kesehatan Covid-19. Yakni melakukan swab test berkala 14 hari sekali selama kompetisi. Terlebih juga seluruh 31 pekan dan 281 sisa laga Liga 1 2020, digelar tertutup alias tanpa penonton.
‘’Tidak hanya kecewa, tapi saya juga tak mengerti alasan kompetisi dihentikan atau ditunda karena Covid-19. Anda tahu kan, Covid-19 memang berbahaya bagi kesehatan semua orang. Tapi jika tidak jaga protokol kesehatan dengan ketat dan baik. Kenyataannya semua tim, pemain, ofisial dan semua panpel 18 tim, bahkan jurnalis dan fotografer, ada rapid test dan swab test dua minggu sekali. Termasuk melaksanakan protokol kesehatan ketat.
Pertandingan semua tidak ada suporter di dalam stadion. Terus mengapa kompetisi tidak boleh,’’ tandas pemilik Carlos Oliveira Soccer Academy (COSA) di New York City tersebut. (act/rdt)