Setiap wanita mengalami proses menstruasi pada setiap bulannya. Namun yang harus diketahui, terkadang terdapat gangguan dalam proses menstruasi yang dialami seseorang. Gangguan yang terjadi pada menstruasi bisa berupa perdarahan yang terjadi pada menstruasi yang terlalu sangat banyak ataupun terlalu sedikit.
Tidak hanya itu, gangguan menstruasi juga dapat berupa gangguan siklus menstruasi yang terlihat tidak teratur, menstruasi yang terjadi juga lebih dari biasanya seperti 7 hari atau tidak mengalami menstruasi lebih dari waktu 3 bulan dan lain sebagainya.
Namun tidak hanya beberapa hal itu saja. Ada berbagai jenis gangguan menstruasi yang harus diketahui oleh wanita, dan harus tetap waspada. Berikut jenis gangguan menstruasi yang bisa saja diderita oleh seseorang.
Amenorea
Salah satu gangguan menstruasi yang disebut Amenorea ini dibagi menjadi dua jenis yakni amenorea primer serta amenorea sekunder. Amenorea primer berarti sebuah kondisi yang mana seorang wanita itu sama sekali belum pernah mengalami haid sampai usia 16 tahun.
Sedangkan untuk amenorea sekunder yaitu sebuah kondisi yang mana seorang wanita pada usia subur tiba-tiba berhenti mendapatkan masa menstruasi sektar 3 bulan ataupun lebih padahal tidak sedang hamil.
Dismenorea
Yang disebut dismenorea yaitu sebuah kondisi yang mana wanita telah mengalami nyeri pada saat menstruasi, pada umumnya terjadi di hari pertama serta kedua haid. Gejalanya ini berupa rasa nyeri ataupun kram yang terjadi di perut bagian bawah serta terkadang bisa menyebar sampai ke punggung bagian bawah serta paha. Rasa nyeri tersebut bisa juga akan disertai dengan sakit kepala, mual, serta muntah.
Menorrhagia
Menorrhagia merupakan gangguan menstruasi yang berupa keluarnya sebuah darah menstruasi yang secara berlebihan ataupun dalam jumlah yang sangat terlampau banyak. Sehingga bisa mengganggu berbagai aktivitas sehari-hari. Hal ini termasuk durasi haid yang diketahui berlangsung lebih dari durasi menstruasi normal.
Oligomenorea
Gangguan menstruasi oligomenorea merupakan sebuah kondisi yang mana seorang wanita itu jarang sekali mengalami kondisi menstruasi. Hal tersebut diketahui dari siklus menstruasinya yang lebih dari 35-90 hari ataupun memperoleh haid kurang dari 8-9 kali tapi dalam kurun waktu setahun.
Oligomenorea ini biasanya sering dialami oleh remaja yang baru saja memasuki masa pubertas serta wanita yang mau memasuki masa menopause. Gangguan seperti ini merupakan sebuah dampak dari berbagai aktivitas hormon yang memang sedang tidak stabil pada fase-fase tersebut.
Premenstrual dysphoric disorder atau PMDD
Ketika menjelang menstruasi, maka tidak sedikit para wanita mengalami rasa nyeri ataupun kram perut yang ringan, sakit kepala, serta keluhan psikologis lainnya. Berbagai gejala yang muncul tersebut disebut juga dengan nama PMS.
Tapi jika gejala dari proses haid tersebut dirasakan sangat berat sampai mengganggu berbagai aktivitas harian, maka kondisi tersebut dinamakan PMDD.
Gangguan menstruasi yang biasa terjadi ini hanya sesekali maka masih dianggap tergolong normal serta tidak perlu dikhawatirkan. Tapi jika berbagai gejala tersebut sering dirasakan serta sudah berlangsung lama atau jangka waktu yang sangat lama, maka sangat disarankan untuk dapat berkonsultasi dengan dokter Obgyn.
Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu via online, dengan menggunakan aplikasi Halodoc. Karena aplikasi Halodoc sudah mendukung berbagai klinik dan rumah sakit di berbagai kota besar di Indonesia.
Jika dalam konsultasi tersebut Anda dianjurkan untuk datang ke klinik atau rumah sakit untuk pengecekan lebih lanjut, maka juga bisa menggunakan aplikasi Halodoc untuk membuat janji dengan dokter. Karena dengan aplikasi Halodoc, memudahkan pasien untuk tidak perlu antri secara berlama-lama.